1:1 Traffic Exchange Yibbida operates a 1:1 traffic exchange system that is consistently generating web site traffic.

ZEOLIT, SI MURAH BERKHASIAT TINGGI UNTUK KEBUN SAWIT

Penelitian aplikasi zeolit dilakukan pada pembibitan kelapa sawit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap medium tanam dan pertumbuhan serta serapan hara bibit kelapa sawit ....Readmore

MANFAAT ZEOLITE PADA TANAH, TANAMAN, TERNAK DAN TAMBAK

Dengan majunya penemuan teknologi, zeolite disebut dengan nama mineral serba guna, karena fungsinya yang sangat beraneka ragam, .... Readmore

NATURAL ZEOLITE FOR RADIATION PROTECTION

Toxic nuclear radiation is being spread all around our world due to many reactors malfunctioning or spilling their deadly load into the environment. Radiation can .... Readmore

MEMBUAT FILTER AIR SEDERHANA DENGAN ZEOLITE

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak .... Readmore

HZP (Soil Conditioner)

Solusi memperbaiki lahan, meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian. Terdaftar.....Readmore.

Thursday 17 October 2024

Alasan Zeolite Cocok Menjadi Pembenah Tanah

 


Zeolit sebagai pembenah tanah adalah mineral dari senyawa aluminosilikat terhidrasi dengan struktur berongga dan mengandung kation-kation alkali yang dapat dipertukarkan. 

Zeolite sebagai pembenah tanah merupakan alternatif solusi yang baik dalam menunjang aktivitas pertanian dan perkebunan di Indonesia. Zeolite mampu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada tanah yang menyebabkan tanah tidak respon untuk digunakan pada proses pemupukan tanaman. 

Kondisi Tanah di Indonesia 

Indonesia merupakan Negara yang subur karena daerahnya yang terletak di wilayah tropis dan dilewati rangkaian gunung berapi. Dengan kualitas tanah yang subuh, tak heran jika Indonesia menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam mendorong perekonomian Negara. Namun pada kenyataannya, menurut data yang dilansir dari Tempo.co menunjukkan bahwa sekitar 70% kondisi tanah di Indonesia tidak subur. 

Beberapa permasalahan yang menjadi penyebab tanah tidak subur di antaranya adalah rendahnya pH tanah, kadar bahan organik pada tanah dan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Selain menurunkan tingkat kesuburan, kondisi tersebut juga menyebabkan kemasaman tanah meningkat dan struktur tanah menjadi rusak. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya perbaikan berupa pemberian bahan pembenah tanah secara terus-menerus. Pembenah tanah merupakan bahan-bahan organik sintesis atau alami yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Adapun beberapa contoh pembenah tanah seperti kompos, kapur, asam humat, dan zeolite.

Mengapa Harus Zeolite?

Berdasarkan beberapa hasil riset yang ada, Zeolite merupakan mineral alam yang kaya akan manfaatnya bagi peningkatan kualitas tanah. Mineral zeolite terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah. Zeolite memiliki permukaan berpori yang dapat diisi oleh air atau ion dan dapat dipertukarkan dengan ion-ion lain dengan mudah. 

Oleh karena itu, dengan struktur berpori yang unik dan kemampuan KTK yang tinggi membuat zeolite sangat cocok untuk dijadikan sebagai pembenah tanah. Dengan kualitas tanah yang baik, zeolite juga dapat meningkatkan efisiensi pupuk yang digunakan pada tanaman dan meningkatkan mutu sekaligus produktivitas pertanian.(Admin)
 
Sumber :
  • Nugroho, N. D. (2015). 70 Persen Tanah Indonesia dalam Kondisi Tidak Subur. Tempo.Co. https://bisnis.tempo.co/read/666826/70-persen-tanah-indonesia-dalam-kondisi-tidak-subur 
  • pkht.ipb.ac.id. (2021). Pembenah Tanah Organik Tingkatkan Produktivitas Sayuran Daun. Pusat Kajian Hortikultura Tropika. https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/08/09/pembenah-tanah-organik-tingkatkan-produktivitas-sayuran-daun/#:~:text=Lebih lanjut%2C Endang menjelaskan pembenah,dan ada pula yang cair.

Sunday 6 October 2024

Pemupukan Tepat pada Tanaman Padi


Untuk memahami pemupukan pada tanaman padi, kita harus mengetahui umur tanaman padi terlebih dahulu. Sekarang ini banyak varietas padi berumur genjah yang dilepas oleh pemerintah. 
Contoh, Inpari 10 berumur 108-116 hari dan Inpari 13 berumur 103 hari. Sedangkan padi ciherang dan IR 64 umumnya berumur 115 -125 hari. 
Dengan melihat dua kondisi yang berbeda ini, petani seringkali mengalami kesulitan untuk menentukan kapan waktu pemupukan yang tepat bagi keduanya. 
Teknik pemupukan tanaman padi memang sangat relatif, tidak ada ukuran secara pasti dosis dan waktu yang ditentukan, karena banyak sekali faktor yang harus diperhatikan. 
Struktur tanah dengan kondisi unsur hara yang berbeda-beda di tempat satu dengan yang lainnya, tentu juga memerlukan teknik yang berbeda dalam hal pemupukannya. 
Salah satu contoh dosis, jenis pupuk dan waktu pemupukan yang tepat pada tanaman padi adalah sebagai berikut: 
  • Pemupukan susulan pertama dilakukan saat padi berumur 7-10 HST. Pupuk yang digunakan adalah Urea 75 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha. 
  • Pemupukan susulan kedua diberikan saat tanaman padi berumur 21 HST menggunakan pupuk Urea sebanyak 150 kg/ha. 
  • Pemupukan susulan ketiga pada saat umur padi 42 HST menggunakan 75 kg/ha Urea dan 50 kg/ha KCl. 
Dari tiga kali pemupukan tersebut, dalam satu musim tanam padi pada luasan 1 hektar membutuhkan pupuk Urea (Nitogen) 300 kg, SP36/TSP (Phospor) 100 kg, dan KCl (Kalium) 100 kg. 
Tanaman padi memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupun K. Pupuk Urea perlu diberikan sebanyak 3 kali, agar pemberian pupuk N menjadi lebih efisien terserap oleh tanaman padi. Sedangkan pemberian pupuk KCl dilakukan 2 kali, agar proses pengisian gabah menjadi lebih baik. 
Untuk memantau kecukupan pupuk Urea (Nitrogen) pada tanaman padi bisa menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Pada alat ini terdapat empat kotak skala warna, mulai warna hijau muda hingga hijau tua, yang menggambarkan tingkat kehijauan daun tanaman padi. 
Sebagai contoh, jika daun tanaman berwarna hijau muda berarti tanaman kekurangan hara N sehingga perlu dipupuk. 
Sebaliknya, jika daun berwarna hijau tua atau tingkat kehijauan daun sama dengan warna dikotak skala 4 pada BWD berarti tanaman sudah memiliki hara N yang cukup sehingga tidak perlu lagi dipupuk. 
Monitoring pemberian pupuk dengan alat BWD dilakukan sejak 14 HST sampai fase berbunga (63 HST) setiap 7 hari sekali. 
Hasil penelitian menunjukkan, pemakaian BWD dalam kegiatan pemupukan N dapat menghemat penggunaan pupuk urea sebanyak 15-20 % dari takaran yang umum digunakan petani padi tanpa menurunkan hasil. 
Sementara itu, hara P dan K tidak perlu diberikan setiap musim. Hara P dapat diberikan tiap 4 musim sekali sedangkan hara K dapat diberikan setiap 6 musim sekali. Ini disebabkan karena pupuk P dan K yang telah diaplikasikan hanya ± 20 % dan ± 30 % nya terserap tanaman sedangkan sisanya terakumulasi dalam tanah. 
Selain pupuk kimia di atas, sangat dianjurkan untuk menambahkan pemberian pupuk pembenah tanah. Pupuk pembenah tanah yang dianjurkan berupa pupuk zeolite aktif yang memiliki KTK minimal 80 mq/100gr sebanyak 500 kg sd 1 ton ton per hektar setiap musim. 
Penggunaan pupuk zeolite aktif ini dapat mengembalikan sifat-sifat tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan serta menggemburkan tanah yang telah padat karena efek penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More