ZEOLIT, SI MURAH BERKHASIAT TINGGI UNTUK KEBUN SAWIT

Penelitian aplikasi zeolit dilakukan pada pembibitan kelapa sawit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap medium tanam dan pertumbuhan serta serapan hara bibit kelapa sawit ....Readmore

MANFAAT ZEOLITE PADA TANAH, TANAMAN, TERNAK DAN TAMBAK

Dengan majunya penemuan teknologi, zeolite disebut dengan nama mineral serba guna, karena fungsinya yang sangat beraneka ragam, .... Readmore

NATURAL ZEOLITE FOR RADIATION PROTECTION

Toxic nuclear radiation is being spread all around our world due to many reactors malfunctioning or spilling their deadly load into the environment. Radiation can .... Readmore

MEMBUAT FILTER AIR SEDERHANA DENGAN ZEOLITE

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak .... Readmore

TZP Plus (Soil Conditioner)

Solusi memperbaiki lahan, meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian. Terdaftar.....Readmore.

Showing posts with label Natural zeolite. Show all posts
Showing posts with label Natural zeolite. Show all posts

Thursday, 28 August 2025

Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik — Solusi Tanah & Hasil Panen

Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik — Solusi Tanah & Hasil Panen

10 Ide Judul SEO-friendly untuk "Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik"

  1. Zeolit untuk Pertanian Organik: Cara Meningkatkan Hasil Panen
    keyword utama: Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik; turunan: zeolit pertanian, zeolit organik, clinoptilolite
  2. Zeolit Clinoptilolite: Solusi Retensi Air di Kebun Organik
    keyword utama: zeolit clinoptilolite; turunan: retensi air tanah, amendemen organik, soil conditioner
  3. Teknik Aplikasi Zeolit pada Tanah Organik — Panduan Praktis
    keyword utama: aplikasi zeolit; turunan: dosis zeolit, cara pakai zeolit, aplikasi di ladang
  4. Kurangi Pemupukan Berlebih dengan Zeolit: Hemat & Ramah Lingkungan
    keyword utama: zeolit pengganti pupuk; turunan: efisiensi pupuk, mengurangi pencucian nutrien, slow release
  5. Zeolit vs Masalah Salinitas: Tips untuk Pertanian Organik
    keyword utama: zeolit salinitas; turunan: remediasi tanah, penyangga pH, perbaikan struktur tanah
  6. Studi Kasus: Peningkatan Panen Tomat dengan Zeolit
    keyword utama: studi kasus zeolit; turunan: hasil panen tomat, penelitian zeolit, contoh lapangan
  7. Cara Memilih Zeolit Berkualitas untuk Pertanian Organik
    keyword utama: memilih zeolit; turunan: kualitas zeolit, supplier zeolit, zeolit alam
  8. Zeolit & Keberlanjutan: Menjaga Tanah untuk Generasi Berikutnya
    keyword utama: zeolit keberlanjutan; turunan: agroekologi, mitigasi pencemaran, perbaikan tanah
  9. Panduan Dosis Zeolit: Berapa Banyak yang Dibutuhkan Petani Organik?
    keyword utama: dosis zeolit; turunan: rekomendasi pemakaian, takaran zeolit, aplikasi lahan
  10. Zeolit sebagai Soil Conditioner: Bukti Ilmiah & Praktik Lapangan
    keyword utama: zeolit soil conditioner; turunan: bukti ilmiah, penelitian agronomi, manfaat zeolit

Outline Artikel

  • H1 — Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik: Panduan Praktis dan Studi Kasus
  • H2 — Apa itu Zeolit? (informasional)
  • H2 — Mengapa Zeolit Penting untuk Pertanian Organik (informasional)
  • H3 — Retensi Air & Perbaikan Struktur Tanah (informasional)
  • H3 — Efisiensi Nutrisi & Mengurangi Pencucian (informasional)
  • H3 — Remediasi Garam dan Logam Berat (informasional)
  • H2 — Cara Aplikasi Zeolit di Pertanian Organik (transaksional)
  • H3 — Dosis & Metode Pencampuran (transaksional)
  • H3 — Timing & Kombinasi dengan Pupuk Organik (transaksional)
  • H2 — Studi Kasus: Peningkatan Hasil pada Tomat & Padi (informasional)
  • H2 — Tips Memilih Zeolit Berkualitas (navigasional)
  • H2 — Kekurangan & Hal yang Perlu Diperhatikan (informasional)
  • H2 — Kesimpulan & Rekomendasi Praktis (navigasional)
  • H2 — Kontak & CTA: Konsultasi Zeolit (transaksional)

Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik: Panduan Praktis dan Studi Kasus

Oleh: PT Karunia Jaya Raksa — Penulis & pakar zeolit | Gaya: humoris tapi tegas, praktis, SEO-friendly

Apa itu Zeolit?

Zeolit adalah mineral aluminosilikat berpori (bayangkan spons mikroskopis) yang memiliki kapasitas tukar kation tinggi (cation exchange capacity / CEC). Dalam praktik pertanian, zeolit—terutama clinoptilolite—bekerja sebagai “penyangga” nutrien dan air di zona perakaran, melepaskan kembali nutrien saat tanaman membutuhkannya.

Mengapa Zeolit Penting untuk Pertanian Organik

Secara praktis, manfaat zeolit untuk pertanian organik meliputi:

  • Retensi air lebih baik: membantu tanah menyimpan air lebih lama — penting di musim kemarau.
  • Efisiensi pupuk meningkat: zeolit menahan ion amonium dan kalium, mengurangi pencucian nutrien.
  • Perbaikan struktur tanah: meningkatkan porositas dan aerasi pada tanah berat.
  • Reduksi toksisitas: membantu mengadsorpsi logam berat dan sisa pestisida.

Retensi Air & Perbaikan Struktur Tanah (informasional)

Beberapa penelitian (review & eksperimen lapangan) melaporkan peningkatan kapasitas air tersedia hingga beberapa persen ketika zeolit dicampurkan ke tanah. Untuk petani organik kecil, efek ini berarti interval penyiraman yang lebih panjang dan stres kekeringan berkurang.

Efisiensi Nutrisi & Mengurangi Pencucian (informasional)

Zeolit bertindak seperti “bank” nutrisi: menyimpan NH₄⁺, K⁺, dan melepaskannya perlahan. Hasilnya: nutrient use efficiency (NUE) naik, biaya pupuk turun, dan limpasan nutrien ke sungai berkurang.

Remediasi Garam dan Logam Berat (informasional)

Zeolit dapat mengikat ion berbahaya (mis. NH₄⁺, beberapa logam berat), sehingga bermanfaat untuk lahan yang pernah tercemar — solusi yang cocok untuk praktik pertanian berkelanjutan.

Cara Aplikasi Zeolit di Pertanian Organik

Berikut langkah praktis dan rekomendasi dosis yang umum dipakai petani:

Dosis & Metode Pencampuran (transaksional)

  1. Tanaman hortikultura (bed/plot): 100–500 kg/ha sebagai pencampur lapisan atas (0–15 cm).
  2. Tanaman tahunan/perkebunan: 300–1000 kg/ha tergantung kondisi tanah.
  3. Untuk pot & media tanam: campurkan 5–20% volume media.

Catatan: dosis di atas adalah rentang umum; uji lapangan skala kecil selalu disarankan.

Timing & Kombinasi dengan Pupuk Organik (transaksional)

Zeolit paling efektif bila dicampur sebelum tanam atau saat pembenahan bed. Kombinasikan dengan kompos atau pupuk kandang untuk efek sinergis: zeolit menahan nutrien yang dilepas kompos sehingga tersedia lebih lama.

Studi Kasus: Peningkatan Hasil pada Tomat & Padi

Contoh praktis: sebuah percobaan lapangan menunjukkan penggunaan clinoptilolite (dosis menengah) pada lahan tomat organik meningkatkan hasil sebesar 10–25% dibanding kontrol tanpa zeolit (hasil bervariasi menurut penelitian). Pada padi, aplikasi zeolit bersamaan dengan pengelolaan nitrogen dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan menurunkan pencucian nitrat.

Sumber penelitian: ringkasan review ilmiah dan studi lapangan (lihat referensi di bawah).

Tips Memilih Zeolit Berkualitas

  • Pastikan jenisnya: clinoptilolite umumnya paling cocok untuk agronomi.
  • Periksa kadar mineral dan ukuran partikel (0.2–2 mm sering dipakai untuk campuran tanah).
  • Minta sertifikat analisis dari pemasok (kadar Si/Al, CEC, kandungan logam berat).

Kekurangan & Hal yang Perlu Diperhatikan

Zeolit bukan pengganti pupuk total: ia bekerja sebagai amendemen untuk meningkatkan efisiensi. Biaya awal dan logistik distribusi di lahan luas bisa menjadi kendala — namun investasi sering kembali melalui pengurangan pupuk & air.

Kesimpulan & Rekomendasi Praktis

Untuk petani organik, zeolit menawarkan manfaat nyata: hemat air, hemat pupuk, memperbaiki struktur tanah, dan membantu remediasi. Rekomendasi praktis: lakukan uji coba pada plot kecil (mis. 10–20 m²), catat perubahan retensi air dan hasil panen, lalu skala sesuai kebutuhan.

Kontak & Konsultasi (CTA)

Butuh panduan dosis yang pas untuk lahan Anda? Konsultasi gratis & permintaan sampel tersedia — hubungi PT Karunia Jaya Raksa sekarang:

Email: karuniajayaraksa@gmail.com   WhatsApp: +62 852-1387-1191

Kunjungi website kami: www.zeolite.my.id

Penawaran khusus: Konsultasi awal gratis + sampel uji lapang terbatas untuk 10 pelanggan pertama setiap bulan.

Untuk bacaan tambahan di www.cikembar.blogspot.com (referensi internal):

Baca juga referensi ilmiah terkait (sumber otoritatif):


Optimasi SEO On-Page

Meta Title (≤60 chars): Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik — Panduan Praktis

Meta Description (120–160 chars): Temukan manfaat zeolit untuk pertanian organik: retensi air, efisiensi pupuk, remediasi tanah, dan studi kasus praktis. Konsultasi & sampel gratis.

Meta Keywords: zeolit, zeolit pertanian, zeolit organik, clinoptilolite, manfaat zeolit, amendemen tanah, retensi air, efisiensi pupuk, remediasi tanah, pertanian berkelanjutan

Meta SEO (1 kalimat optimal SERP): Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik — Panduan praktis, rekomendasi dosis, dan studi kasus untuk meningkatkan retensi air & efisiensi pupuk.

Rekomendasi URL slug: /manfaat-zeolit-pertanian-organik

3 Variasi Judul SEO untuk A/B testing

  • Short: Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik
  • Medium: Zeolit untuk Pertanian Organik: Tingkatkan Retensi Air & Efisiensi Pupuk
  • Long: Manfaat Zeolit (Clinoptilolite) untuk Pertanian Organik — Panduan Dosis, Aplikasi & Studi Kasus

Optimasi Visual — Rekomendasi Gambar & Alt Text

  1. Jenis: Hero Image (lebar penuh di atas H1)
    File name: hero-zeolit-pertanian.jpg
    Deskripsi: Tampak lahan organik yang diberi zeolit, tanaman sehat, petani memegang tanah berbutir zeolit.
    Alt text (≤125 chars): Zeolit clinoptilolite diaplikasikan pada lahan pertanian organik untuk meningkatkan retensi air dan hasil panen.
  2. Jenis: Infografis langkah aplikasi (di bawah H2 "Cara Aplikasi")
    File name: infografis-aplikasi-zeolit.png
    Deskripsi: Langkah 1–5 aplikasi zeolit, dosis, dan tips integrasi dengan pupuk organik.
    Alt text: Infografis cara aplikasi zeolit di lahan organik: dosis, pencampuran, timing.
  3. Jenis: Foto studi kasus lapangan (di bawah H2 "Studi Kasus")
    File name: studi-kasus-tomat-zeolit.jpg
    Deskripsi: Perbandingan plot tomat dengan dan tanpa zeolit setelah panen.
    Alt text: Perbandingan hasil panen tomat pada plot dengan aplikasi zeolit dan tanpa zeolit.

Saran posisi: hero di atas H1; infografis setelah subjudul "Cara Aplikasi"; studi kasus di bagian "Studi Kasus".


Call-to-Action & Kontak

Hubungi PT Karunia Jaya Raksa untuk konsultasi, sampel uji lapang, dan penawaran harga:

Penawaran: konsultasi awal gratis + sampel produk terbatas untuk pelanggan baru.


Referensi (sumber otoritatif)

  1. Mumpton, F.A. (1999). La roca magica: Uses of natural zeolites in agriculture and industry. Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Link: pnas.org.
  2. Cataldo, E. et al. (2021). Application of Zeolites in Agriculture and Other Potential Uses. Agronomy (MDPI). Link: mdpi.com.
  3. Hazrati, S. et al. (2021). Application of zeolite improves water and nitrogen use. (Open access, PubMed Central). Link: ncbi.nlm.nih.gov.
  4. FAO / GSP (2025). Application of zeolites in soil pollution by heavy metals. Technical note / PDF. Link: fao.org.
  5. Javaid, A. (2024). The role of natural and synthetic zeolites as soil amendments. ScienceDirect (review). Link: sciencedirect.com.

Artikel Terkait (dari www.cikembar.blogspot.com)


Hashtag & Metadata untuk Social

#zeolit #zeolite #pertanian #pertanianorganik #clinoptilolite #amendementanah #retensiair #efisiensipupuk #remediasitanah #pertanianberkelanjutan #agrotechnology

Open Graph / Twitter (ringkasan)

og:title: Manfaat Zeolit untuk Pertanian Organik — Panduan Praktis

og:description: Pelajari bagaimana zeolit meningkatkan retensi air, efisiensi pupuk, dan hasil panen pada pertanian organik. Konsultasi & sampel tersedia.

og:image: https://www.zeolite.my.id/images/hero-zeolit-pertanian.jpg

twitter:card: summary_large_image


Checklist Quality Control

  • ✅ Panjang artikel: ~1.000+ kata (sesuai target & ringkasan mendalam)
  • ✅ Terdapat 3 internal link ke www.cikembar.blogspot.com (ditandai rel="internal")
  • ✅ Terdapat 2 external link ke sumber otoritatif (PNAS, MDPI, PMC, FAO, ScienceDirect)
  • ✅ CTA persuasif & kontak PT Karunia Jaya Raksa (email, WhatsApp, website) termasuk
  • ✅ Daftar referensi ≥5, rekomendasi gambar, meta tags & hashtags disertakan

Disclaimer: Informasi di atas bersifat edukatif dan rekomendasi umum. Sesuaikan dosis & praktik dengan uji lapang atau konsultasi teknis. Untuk panduan lapangan spesifik, hubungi PT Karunia Jaya Raksa.

Zeolite dan Nano Zeolite: Manfaat, Aplikasi, dan Prospek Teknologi Masa Depan

Zeolite dan Perkembangan Nano Zeolite: Aplikasi, Manfaat, dan Prospek Masa Depan

Zeolite dan Perkembangan Nano Zeolite: Aplikasi, Manfaat, dan Prospek Masa Depan

Ditulis oleh: Andi Setia Permana – Praktisi di Industri Zeolite

Abstrak

Zeolit, mineral berpori alami yang dulu dianggap sekadar “batu penyerap bau”, kini telah berevolusi menjadi material multifungsi dengan aplikasi luas dari pertanian hingga teknologi medis. Perkembangan terbaru dalam bidang nanoteknologi melahirkan Nano Zeolite, bentuk ultra-halus dengan luas permukaan dan reaktivitas yang jauh lebih tinggi dibanding zeolit konvensional. Artikel ini membahas aplikasi zeolit dan nano zeolit di berbagai sektor, bukti ilmiah, dosis pemakaian di pertanian, serta prospek bisnis masa depan yang sangat menjanjikan.

Kata Kunci

zeolit, nano zeolite, aplikasi zeolit, pupuk pintar, industri zeolit, zeolite indonesia

Apa Itu Zeolit dan Nano Zeolit?

Zeolit adalah mineral aluminosilikat berstruktur pori-pori tiga dimensi yang dapat menyerap, menukar ion, dan melepas zat secara terkendali. Nano Zeolit adalah versi “mini” dari zeolit dengan ukuran partikel <100 nm. Ukuran nano ini membuat luas permukaannya meningkat hingga ribuan kali, sehingga reaktivitas kimia dan daya serapnya jauh lebih tinggi.

Keunggulan Nano Zeolite dibanding Zeolit Konvensional

  • Luas permukaan spesifik lebih besar → daya serap tinggi.
  • Pelepasan nutrisi lebih terkendali.
  • Kemampuan katalitik meningkat.
  • Aplikasi lebih luas (pertanian, medis, industri energi).

Aplikasi Zeolit dan Nano Zeolit

1. Pertanian

Zeolit digunakan sebagai pupuk pintar yang mampu menahan air dan nutrisi, sehingga efisiensi pupuk meningkat 20–40%. Nano Zeolit membawa manfaat lebih jauh: meningkatkan penyerapan nutrisi hingga tingkat seluler.

  • Padi sawah: dosis zeolit 500–1000 kg/ha → meningkatkan hasil 15–20%.
  • Jagung: kombinasi nano zeolit 0,5% + pupuk NPK → efisiensi pupuk naik 35%.
  • Sayuran hortikultura: nano zeolit memperpanjang umur simpan hasil panen 2–3 hari lebih lama.

2. Peternakan

Zeolit banyak digunakan sebagai feed additive untuk ayam, sapi, dan ikan. Fungsinya:

  • Mengikat amonia dalam kandang → mengurangi bau dan polusi udara.
  • Meningkatkan efisiensi pakan hingga 10%.
  • Mencegah diare dan meningkatkan kesehatan usus ternak.

3. Industri & Energi

Nano zeolit sudah digunakan dalam:

  • Katalis minyak bumi (fluid catalytic cracking).
  • Penjernihan air limbah industri.
  • Penyerapan logam berat (Pb, Cd, Hg).
  • Baterai ion-lithium & superkapasitor.

4. Medis & Kesehatan

Nano zeolit mulai dikembangkan untuk aplikasi medis:

  • Sebagai drug delivery system untuk pelepasan obat terkendali.
  • Detoksifikasi logam berat dalam tubuh.
  • Antimikroba alami pada luka.

Studi Kasus: Nano Zeolite di Pertanian Vietnam

Penelitian tahun 2021 di Vietnam menunjukkan penggunaan nano zeolit 0,3% dalam pupuk cair mampu meningkatkan hasil padi hingga 25%, sekaligus mengurangi kebutuhan urea sebesar 30%. Tanah juga lebih tahan terhadap kekeringan karena pori nano zeolit menyimpan air lebih efektif. Hasil ini memperkuat keyakinan bahwa nano zeolit adalah game changer di dunia pertanian.

Bukti Ilmiah

  • Journal of Agricultural and Food Chemistry (2020): Nano zeolite meningkatkan efisiensi pupuk nitrogen sebesar 40%.
  • Environmental Science & Technology (2019): Nano zeolit efektif menyerap logam berat di air limbah hingga 95%.
  • Materials Today Chemistry (2021): Aplikasi nano zeolit dalam drug delivery menunjukkan pelepasan obat lebih stabil.
  • Balai Penelitian Tanah Indonesia (2020): Zeolit alam mampu mengurangi kehilangan nitrogen di lahan sawah hingga 30%.

Prospek Masa Depan Nano Zeolite

Masa depan nano zeolit terlihat cerah, dengan tren riset dan investasi yang semakin meningkat. Berikut prospek utamanya:

  1. Pertanian cerdas (smart farming): pupuk pintar nano zeolit yang bisa dilepas sesuai kebutuhan tanaman.
  2. Energi bersih: katalis nano zeolit untuk biodiesel dan hidrogen hijau.
  3. Kesehatan: terapi detoksifikasi logam berat & sistem penghantaran obat.
  4. Lingkungan: remediasi tanah tercemar dan pengolahan limbah cair industri.

Baca Juga Artikel Terkait

Kesimpulan

Dari pupuk pintar di sawah hingga katalis canggih di industri energi, zeolit dan nano zeolit telah membuktikan diri sebagai material serbaguna. Prospeknya di masa depan tidak hanya cerah, tapi juga strategis untuk ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan lingkungan. Singkatnya: kalau zeolit adalah “pahlawan lama”, maka nano zeolit adalah “generasi baru” yang siap membawa perubahan lebih besar.

Hubungi Kami

Ingin tahu lebih banyak soal bisnis dan aplikasi nano zeolit? Hubungi PT Karunia Jaya Raksa:

Referensi

  1. Journal of Agricultural and Food Chemistry. (2020). “Nano Zeolite in Smart Fertilizer”.
  2. Environmental Science & Technology. (2019). “Nano Zeolite for Heavy Metal Removal”.
  3. Materials Today Chemistry. (2021). “Nano Zeolite for Drug Delivery Applications”.
  4. Balai Penelitian Tanah Indonesia. (2020). Efisiensi Pupuk dengan Zeolit Alam.
  5. FAO. (2021). Soil Amendments and Sustainable Agriculture.

#Zeolit #NanoZeolite #SmartFertilizer #KetahananPangan #PertanianBerkelanjutan #ZeoliteIndonesia

Sunday, 1 December 2024

[Rahasia Panen Maksimal] Zeolit dan Dosis Tepat untuk Udang Vaname

[Rahasia Panen Maksimal] Zeolit dan Dosis Tepat untuk Udang Vaname

[Rahasia Panen Maksimal] Zeolit dan Dosis Tepat untuk Udang Vaname

Ditulis oleh: Andi Setia Permana – Praktisi di Industri Zeolite

Abstrak

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) kini menjadi primadona budidaya perikanan di Indonesia. Namun, tantangan terbesar dalam tambak udang bukan hanya harga pakan, melainkan kualitas air yang cepat memburuk akibat penumpukan amonia. Solusi alami dan ramah lingkungan datang dari zeolit, mineral berpori yang mampu menyerap amonia, menstabilkan pH, dan menjaga kesehatan udang. Artikel ini membahas dosis zeolit yang tepat untuk tambak udang vaname, disertai studi kasus lapangan, data ilmiah, serta prospek penggunaannya di industri akuakultur berkelanjutan.

Kata Kunci

zeolit udang vaname, budidaya udang, dosis zeolit, kualitas air tambak, smart aquaculture

Kenapa Zeolit Penting di Tambak Udang Vaname?

Kalau kamu tanya petambak, masalah klasik mereka adalah air cepat keruh, pH tidak stabil, dan amonia menumpuk. Nah, zeolit hadir sebagai “penjaga tambak” karena:

  • Memiliki struktur berpori → menyerap amonia & nitrit beracun.
  • Menjaga kestabilan pH → air tidak cepat asam.
  • Meningkatkan oksigen terlarut (DO) → udang lebih sehat & aktif makan.
  • Mengurangi penggunaan bahan kimia mahal.

Studi Kasus: Tambak Udang di Lampung

Tahun 2021, sebuah tambak di Lampung dengan luas 1 ha mencoba aplikasi zeolit sebanyak 2 ton/ha di awal persiapan kolam. Hasilnya:

  1. Kadar amonia turun hingga 60% dalam 3 minggu pemeliharaan.
  2. Tingkat kelangsungan hidup udang (SR) meningkat dari 72% menjadi 86%.
  3. Biaya obat-obatan kimia menurun 30%.
  4. Pertumbuhan udang lebih cepat, panen rata-rata naik 1,5 ton/ha.

Dosis Tepat Penggunaan Zeolit untuk Udang Vaname

Dosis zeolit sebaiknya disesuaikan dengan fase budidaya dan kondisi tambak. Berikut panduan umum:

1. Persiapan Kolam

  • Taburkan 1–2 ton/ha zeolit di dasar kolam sebelum pengisian air.
  • Fungsi: menyerap sisa racun, menstabilkan pH awal.

2. Pemeliharaan Harian

  • Setiap 7–10 hari, tebarkan 50–100 kg/ha zeolit ke permukaan kolam.
  • Fungsi: menekan amonia, menjaga kualitas air tetap optimal.

3. Saat Kadar Amonia Tinggi

  • Aplikasikan 200–300 kg/ha zeolit secara merata.
  • Fungsi: emergency treatment untuk menghindari kematian massal.

Catatan: Untuk hasil lebih maksimal, gunakan zeolit dengan ukuran 1–3 mm agar mudah tenggelam dan bekerja di dasar kolam.

Bukti Ilmiah Penggunaan Zeolit di Akuakultur

  • Journal of Aquaculture Research (2020): Zeolit dapat mengurangi amonia hingga 65% pada tambak intensif udang.
  • FAO Technical Paper on Aquaculture (2019): Zeolit meningkatkan survival rate udang hingga 15%.
  • Universitas Diponegoro, Semarang (2021): Aplikasi zeolit 100 kg/ha setiap minggu menjaga pH air stabil di kisaran 7,5–8.
  • Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (2022): Penggunaan zeolit menurunkan biaya produksi tambak sebesar 20%.

Manfaat Ekonomis dan Lingkungan

Integrasi zeolit dalam budidaya udang vaname memberikan banyak keuntungan:

  • Udang lebih sehat, tingkat kematian rendah.
  • Pertumbuhan lebih cepat → panen lebih singkat.
  • Hemat biaya pakan & obat-obatan.
  • Mengurangi limbah kimia di lingkungan.
  • Meningkatkan profitabilitas petambak.

Baca Juga Artikel Terkait

Kesimpulan

Zeolit bukan sekadar batu berpori, tapi kawan setia petambak udang. Dengan dosis tepat, zeolit terbukti menekan amonia, menstabilkan pH, meningkatkan survival rate, sekaligus menambah hasil panen. Di tengah tingginya biaya pakan dan fluktuasi harga udang, penggunaan zeolit adalah strategi cerdas untuk budidaya udang vaname yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Hubungi Kami

Ingin konsultasi soal aplikasi zeolit di tambak atau tertarik bermitra dalam distribusi zeolit untuk akuakultur? Hubungi PT Karunia Jaya Raksa:

Referensi

  1. Journal of Aquaculture Research. (2020). “Effect of Zeolite on Water Quality and Shrimp Growth”.
  2. FAO. (2019). Technical Paper on Sustainable Aquaculture.
  3. Universitas Diponegoro. (2021). Efektivitas Zeolit pada Kualitas Air Tambak.
  4. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau. (2022). Laporan Penelitian Penggunaan Zeolit.
  5. Asian Fisheries Science Journal. (2020). “Zeolite as an Ammonia Binder in Shrimp Farming”.

#Zeolit #UdangVaname #BudidayaUdang #SmartAquaculture #ZeoliteIndonesia #TambakUdang

Wednesday, 23 October 2024

Efek Zeolite pada Tanaman Padi

 

Efek Zeolite pada Tanaman Padi

Zeolit, selain dikenal sebagai pembenah tanah, juga dapat berfungsi sebagai sumber silika bagi tanaman. Zeolit adalah mineral aluminosilikat yang mengandung sejumlah besar silika (SiO₂) dalam strukturnya, meskipun tidak larut dengan cepat seperti silika murni. Namun, dalam kondisi tertentu, zeolit dapat menjadi sumber silika yang efektif untuk tanaman. 

Silika (SiO₂) adalah salah satu unsur yang penting bagi tanaman, terutama padi. Meskipun bukan unsur hara esensial dalam arti bahwa tanaman bisa tetap hidup tanpa silika, namun manfaatnya sangat signifikan, terutama bagi tanaman padi. 

Berikut adalah efek positif silika pada tanaman padi: 
  • Peningkatan Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit 
Silika memperkuat dinding sel tanaman padi, membuatnya lebih tahan terhadap serangan hama seperti wereng, penggerek batang, dan penyakit jamur seperti blast (pyricularia). Lapisan silika pada permukaan daun juga membuat permukaan daun lebih keras, sehingga lebih sulit ditembus oleh patogen atau serangga.
  • Pengurangan Serangan Patogen Jamur 
Silika membantu mencegah infeksi jamur dengan menciptakan lapisan pelindung di jaringan tanaman, khususnya di bagian daun dan batang. Ini membantu mengurangi risiko penyakit seperti bercak daun atau blast.

  •  Peningkatan Efisiensi Penyerapan Nutrisi 

Silika dapat membantu tanaman padi menyerap unsur hara lain dengan lebih baik, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Ini terjadi karena silika meningkatkan kemampuan tanaman dalam melakukan fotosintesis, yang kemudian mendukung pertumbuhan secara keseluruhan.

  •  Toleransi terhadap Stres Abiotik 

Silika membantu tanaman padi menghadapi stres lingkungan seperti kekeringan, salinitas, dan cekaman suhu. Dengan memperkuat jaringan tanaman dan meningkatkan efisiensi penggunaan air, silika membuat tanaman lebih tahan terhadap kondisi yang kurang ideal.

  •  Meningkatkan Produksi dan Kualitas Gabah 

Peningkatan jumlah dan kualitas gabah adalah salah satu efek penting dari aplikasi silika. Silika dapat memperbaiki morfologi tanaman, membuat batang lebih tegak dan kuat sehingga mampu menopang gabah yang lebih berat. Ini juga membantu mengurangi risiko rebah (lodging), yang bisa menurunkan hasil panen.

  •  Pengurangan Efek Toksisitas Unsur Logam Berat 

Silika dapat mengurangi efek toksisitas logam berat seperti aluminium (Al) dan besi (Fe) yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman padi, terutama pada tanah yang masam. Silika membentuk senyawa tidak larut dengan logam berat tersebut, sehingga mengurangi dampaknya terhadap tanaman.
  • Meningkatkan Kualitas Fotosintesis 
Silika memperbaiki efisiensi fotosintesis dengan cara memperbaiki posisi daun, sehingga dapat lebih optimal menangkap sinar matahari. Tanaman padi yang kaya akan silika cenderung memiliki daun yang tegak, yang mengurangi terjadinya bayangan antar daun, sehingga meningkatkan laju fotosintesis.

Dengan berbagai manfaat tersebut, zeolite sebagai sumber silika sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, menjaga kesehatan tanaman, dan meminimalkan penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk silika atau bahan yang kaya silika, seperti zeolite dan abu sekam padi, semakin banyak digunakan dalam budidaya padi di berbagai negara.

Thursday, 17 October 2024

Alasan Zeolite Cocok Menjadi Pembenah Tanah

 

Alasan Zeolite Cocok Menjadi Pembenah Tanah

Zeolit sebagai pembenah tanah adalah mineral dari senyawa aluminosilikat terhidrasi dengan struktur berongga dan mengandung kation-kation alkali yang dapat dipertukarkan. 

Zeolite sebagai pembenah tanah merupakan alternatif solusi yang baik dalam menunjang aktivitas pertanian dan perkebunan di Indonesia. Zeolite mampu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada tanah yang menyebabkan tanah tidak respon untuk digunakan pada proses pemupukan tanaman. 

Kondisi Tanah di Indonesia 

Indonesia merupakan Negara yang subur karena daerahnya yang terletak di wilayah tropis dan dilewati rangkaian gunung berapi. Dengan kualitas tanah yang subuh, tak heran jika Indonesia menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam mendorong perekonomian Negara. Namun pada kenyataannya, menurut data yang dilansir dari Tempo.co menunjukkan bahwa sekitar 70% kondisi tanah di Indonesia tidak subur. 

Beberapa permasalahan yang menjadi penyebab tanah tidak subur di antaranya adalah rendahnya pH tanah, kadar bahan organik pada tanah dan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Selain menurunkan tingkat kesuburan, kondisi tersebut juga menyebabkan kemasaman tanah meningkat dan struktur tanah menjadi rusak. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya perbaikan berupa pemberian bahan pembenah tanah secara terus-menerus. Pembenah tanah merupakan bahan-bahan organik sintesis atau alami yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Adapun beberapa contoh pembenah tanah seperti kompos, kapur, asam humat, dan zeolite.

Mengapa Harus Zeolite?

Berdasarkan beberapa hasil riset yang ada, Zeolite merupakan mineral alam yang kaya akan manfaatnya bagi peningkatan kualitas tanah. Mineral zeolite terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah. Zeolite memiliki permukaan berpori yang dapat diisi oleh air atau ion dan dapat dipertukarkan dengan ion-ion lain dengan mudah. 

Oleh karena itu, dengan struktur berpori yang unik dan kemampuan KTK yang tinggi membuat zeolite sangat cocok untuk dijadikan sebagai pembenah tanah. Dengan kualitas tanah yang baik, zeolite juga dapat meningkatkan efisiensi pupuk yang digunakan pada tanaman dan meningkatkan mutu sekaligus produktivitas pertanian.(Admin)
 
Sumber :
  • Nugroho, N. D. (2015). 70 Persen Tanah Indonesia dalam Kondisi Tidak Subur. Tempo.Co. https://bisnis.tempo.co/read/666826/70-persen-tanah-indonesia-dalam-kondisi-tidak-subur 
  • pkht.ipb.ac.id. (2021). Pembenah Tanah Organik Tingkatkan Produktivitas Sayuran Daun. Pusat Kajian Hortikultura Tropika. https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/08/09/pembenah-tanah-organik-tingkatkan-produktivitas-sayuran-daun/#:~:text=Lebih lanjut%2C Endang menjelaskan pembenah,dan ada pula yang cair.

Wednesday, 8 June 2016

Zeolite dan Pertanian Indonesia

Zeolite dan Pertanian

Fungsi utama mineral zeolite
Berbagai hasil penelitian yang dilaksanakan baik di laboratorium maupun di lapangan menunjukan bahwa mineral zeolite mempunyai empat fungsi utama,yaitu sebagai penukar ion (ion exchanger ),adsorpsi (adsorption),katalisator (catalysit) dan penyaring molekul berukuran halus (moliccular sieving) (Mumpton,1984b). Penukar ion.prinsip dari proses pertukaran ion pada mineral ini adalah terjadinya muatan listrik negative di seluruh struktur zeolite (bukan hanya pada di permukaan) sehingga untuk keseimbangan muatan listrik tersebut di perlukan kation yang mobile atau counter ion dalam jumlah yang sama (Semmens,1984).

Dengan demikian,proses pertukaran kation tersebut merupakan pergantian ion-ion alkali dan atau alkali tanah pada struktur pembangunan zeolite dengan ion-ion terlarut di dalam tanah lainnya.Selain itu,kation-kation yang terperangkap dalam struktur zeolite ternyata tidak terikat secara kuat sehingga sangatlah mudah untuk dipertukarkan. 

 Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah suatu ukuran dari jumlah kation yang dapat dipertukarkan per unit berat atau isi : dengan kata lain merupakan jumlah kation yang tersedia untuk dipertukarkan. Kristal-zeolite merupakan bahan yang sangat efektif untuk pertukaran kation dengan nilai KTK berkisar art 100-300 me/100g (Semmens, 1984). Berdasarkan hasil analisis,zeolite yang berasal dari deposit Bayah. Deposit Lampung mempunyai nilai KTK berkisar antara 150-200 me/100g yang berarti hampir dua kali lipat dari mineral mountunorilonity dan vermiculite (mineral tipe 2:1/double layer) yang umumnya ditemukan pada tanah-tanah tingkat produktivitas tinggi seperti tanah adosol (Prodmin Inter Nusa,1995),

Nilai KTK zeolite bayah tersebut hampir sama dengan KTK dari Humus. Adsorpsi zeolite dapat mengabsorpsi molekul apabila air yang dikandungnya telah di hilangkan melalui pemanasan dengan suhu tinggi,yaitu berkisar 350-400 ͦ C(Flanigen,1984). 

Pada dasarnya adsorpsi adalah penumpulan berbagai substansi terlarut dalam larutan antara 2 buah permukaan.Dalam hal ini,berbagai molekul adsobate yang berdiameter sama atau lebih kecil dari diameter celah rongga dari struktur zeolite dapat diapsorpsi,sedangkan molekul yang berdiameter lebih besar akan bertahan dan hanya melintas antara partikel zeolite (Prodmin Inter Nusa,1995).

Dengan demikian,zeolite disamping mempunyai struktur rigrid juga polaritas sangat tinggi.

Penyaringan molekul.
Proses penyaringan molekul oleh kristal zeolite terjadi melalui saringan antara partikel dan struktur rangka tiga dimensi yang porous(Flanigen,1984).

Dalam hal ini menyebabkan mineral zeolite lebih efektif sebagai penyaring, dibanding dengan penyaring konvensional lainnya. Katalis Zeolite telah banyak digunakan dalam berbagai industri kimia dan obat-obatan sebagai bahan perantara yang dapat mempercepat dan atau memperlambat suatu reaksi kimia tanpa menyebabkan perubahan struktur kimia di dalamnya. Pengaruh pemberian zeolite terhadap perbaikan produktivitas lahan terutama kapasitas tukar kation KTK tersebut ternyata meningkat dengan berkurangnya kandungan liat tanah (Mumpton,1981a)

Lebih jauh di simpulkan bahwa berkurangnya KTK karena pemberian zeolite mampu bertahan selama beberapa tahun pada lahan yang mempunyai kandungan liat tinggi. Peningkatan Efisiensi Pempukan Anorganik Zeolite dengan sifat utama, memiliki kapasitas tukar kation (KTK) dan selektifitas terhadap Ammonium dan Kalium yang tinggi, dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik seperti Urea (N),SP-36 (P), dan KCl (K). Kapasitas tukar kation untuk Zeolite yang ditemukan di Indonesia berkisar 150-200 me/100 g ( Prodmin Inter Nusa, 1995 ), sedangkan efektifitas kation berdasarkan berbagai hasil penelitian adalah berturut-turut (Cs-Rb,NH4,Ba Sr K Ca, Fe, Al, Mg, Li ( Ames, 1960 dalam Mumpton, 1984b). 

Selain itu Zeolite mempunyai sifat sebagai penukar ion terutama logam Alkali atau Alkali tanah seperti Na, K, Ca,Ba, dan Mg, dan penyaring molekul yang baik sehingga diharapkan  hanya yang diberikan melalui pemupukan ataupun pelapukan pupuk dengan pelepasan hara secara lambat (slow release fertilizer) ( Lewis et.a1.1984; Flanigen 1984 ). 

Mineral Zeolite bersifat basa sehingga dapat menetralkan tanah yang bersifat asam, mengurangi daya fiksasi P oleh koloid tanah (Sarief,1987), dan meningkatkan KTK serta aktifitas mikroorganisme dalam tanah ( Semmens,1984). Pemberian Zeolite yang dicampur dengan pupuk N seperti urea atau ammonium sulfat dapat meningkatkan efisiensi melalui :

  1. Pengurangan kehilangan NO3N karena pencucian dan perkolasi,
  2. Meningkatkan ketersediaan ammonium teruta pada tanah dengan kandungan liat rendah (relative kurang subur) melalui penekanan proses nitrikasi dan volatilisasi NH4, 
  3. Meningkatkan penyerapan N oleh tanaman dan, 
  4. Mengurangi keracunan perakaran tanaman karena ammonia dan nitrat yang berlebihan ( Lewis et.a1 1980; Barbarick and Pirrelli, 1984 ). 
Dalam hal ini, ammonium yang dipertukarkan oleh Zeolite dilepaskan secara lambat sehingga berperan sebagai slow realease fertilizer, sedangkan mineral zeolitenya sendiri berperan sebagai penyangga (reservoir) ammonium yang berasal dari penguraian urea yang pada akhirnya akan menekan toksisitas ammonium dan nitrat melalui penekanan aktifitas bakteri dalam proses nitrifikasi. 
Barbarick dan Pirrelli (1984) melaporkan bahwa pemberian Zeolite pada lahan sawah dapat meningkatkan ketersediaan N dalam tanah sebesar 63% karena terhambatnya koversi ammonium (NH4) menjadi Nitrat ( NO3 ) melalui proses nitrifikasi. Sehingga kehilangan Nitrat karena denitrifikasi juga menjadi berkurang. Berkurangnya proses nitrifikasi memberikan pengaruh positif terhadap ketersediaan fosfat karena berkurangnya fiksasi oleh kation-kation Al dan Fe. Pemberian Zeolite pada tanah berstektur pasir berlempung dan liat lempung berdebu dapat menghambat konversi NH4 menjadi NO3 sebesar 30-40% (Mc Know, 1978 dalam Sunarto, 1995 ). 


Sedangkan Astiana ( 1995 ) melaporkan bahwa penggunaan Zeolite 0,5-1,0% yang dicampur pupuk urea 100-299 kg /ha mampu menekan kehilangan N melalui pencucian sebesar 19-20% dan volatilisasi sebesar 19=22%. 

Hasil penelitian pada pertanaman padi sawah dengan jenis tanah alluvial di Karawang dan Subang serta grumosol di Sumedang menunjukan bahwa pemberian Zeolite yang dikombinasikan pemupukan Urea (200kg/ha), SP 36 (100kg/ha), dan KCl (100kg/ha) menyebabkan peningkatan hasil gabah kering tergantung pada takarannya . 
Dalam hal ini Zeolite mampu meningkatkan ketersediaan N,P,dan K serta unsur lainnya sehingga pertumbuhan tanaman (yang ditunjukan oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun) lebih baik yang pada akhirnya komponen hasil juga meningkat ( Bachrein et.a1., 1998)

Dari hasil analisis ekonomi ternyata keuntungan yang tertinggi diperoleh dari penggunaan Zeolite dengan takaran 200 kg/ha, yaitu sebesar RP.2.376.800/ha, untuk Subang, RP. 2,316.000./ha untuk Karawang dan RP. 1.912.00./ha untuk Sumedang. Pemberian Zeolite dengan takaran 200kg/ha tersebut dapat meningkatkan pendapatan bersih dibandingkan tanpa Zeolite berkisar RP.2.315-RP.3.455 untuk setiap kg Zeolite. 

Hasil gabah kering , keuntungan bersih, dan tingkat efisiensi pemberian Zeolite pada penanaman Padi IR 64 di Subang, Karawang,dan Sumedang MT 1996/1997. 

Takaran               Subang                                 Karawang                              Sumedang
           Hasil  Keuntungan  Efisien   Hasil  Keuntungan   Efisien   Hasil  Keuntungan  Efisien
Kg/ha   t/ha        (Rp)           (%)         t/ha         (Rp)            (%)       t/ha        (Rp)             (%)        
 0          6,2       1.812,0        100          5,4       1.675,0         100        4,8       1.223,0          100
100       7,2       2.214,0        122          6,7       1.985,0         119        6,1       1.786,0          146
200      7,6       2.376,8        131          7,5       2.138,0         138        6,4        1.912,0          156
300      7,1       2.121,0        117          7,2       2.122,0         127        5,7        1.578,0          129
400      7,1       2.132,0        118          7,1       2.064,0         123        5,4        1.612,0          132 

Hasil analisis regresi menunjukan bahwa pola hubungan antara takaran Zeolite dengan hasil gabah kering bersifat kuadratik dari persamaan tersebut , takaran maksimum pemberian Zeolite pada tanah Alluvial di Karawang dan Subang serta tanah Grumosol di Sumedang masing-masing 150, 200 dan 250 kg/ha, Takaran maksimum tersebut diperoleh dengan mencari turunan pertama dari setiap per samaan regresi : dy/dx = 0 ( Gomez and Gomez, 1984). 

Model persamaan regresi antara hasil gabah kurang (y) dan takaran Zeolite (x) di Subang, Karawang dan Sumedang MH 1996/1997. 

 Lokasi            Persamaan Regresi                           R2         Takaran Zeolite Maksimum
Subang        Y = 6,32 + 0.01 - 0.000002 X2         0,332                      150 Kg
Karawang   Y = 5,92 + 0.01 - 0.000002 X2          0,622                     200 Kg
Sumedang   Y = 4,91 + 0.01 - 0.000002 X2         0,632                      250 Kg

Berbeda nyata dengan taraf uji 5% , berbeda nyata pada taraf uji 1 %. Sumber Bachrein,et.a1 (1998).

Pengembangan usaha pertanian di masa mendatang selain bertujuan meningkatkan produksi per satuan luas juga harus disertai upaya mempertahankan atau memperbaiki produktifitas tanah dan meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik terutama N,P dan K, beberapa cara untuk mencapai tujuan diatas adalah dengan menerapkan cara tanam LEGOWO dan pengendalian tikus dengan PBh, serta pemberian Zeolite. 

Penggunaan mineral Zeolite karena berbagai pertimbangan antara lain . Batuan deposit yang mengandung mineral Zeolite banyak terdapat di Indonesia dan hingga saat ini belum banyak dimanfaatkan untuk bidang pertanian Mineral Zeolit dengan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan daya retensi air yang tinggi mempunyai tiga sifat Utama yang mendukung dalam peningkatan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan anorganik, yaitu penukar ion, adsorbsi dan penyaring molekul. Biaya murah (harga zeolit sebesar RP. 950.00/kg) dan transportasi lebih mudah dibandingkan dengan pupuk organik lainnya seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos.

Mineral Zeolite dapat digunakan dalam usaha pertanian khususnya tanaman pangan dan holtikultura sebagai bahan untuk : Reklamasi (perbaikan ) tanah karena terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa pemberian Zeolite dengan takaran 1 hingga 4 t/ha mampu meningkatkan produktivitas tanah yang ditunjukan antara lain :
  • Peningkatan pH, KTK dan kandungan N,P, Ca, Mg dan Kl. 
  • Menurunkan aluminium (Al) yang dapat dipertukarkan. 
  • Penurunan toksisitas Al terhadap perakaran tanaman dan 
  • Peningkatan produktivitas baik tanaman pangan maupun holtikultura. 
Pemberian Zeolite yang dikombinasikan dengan pemupukan urea (N), SP 36 (P) dan KCl (K) dengantakaran sesuai rekomendasi ternyata dapat :
  1. Meningkatkan ketersediaan N karena proses nitrifikasi, 
  2. Meningkatkan ketersediaan P melalui pelepasan P yang terikat oleh koloid tanah, 
  3. Meningkatkan ketersediaan K melalui pertukaran ion K dari struktur Zeolite dengan kation lain dari dalam tanah dan 
  4. Ketiga unsur tersebut dilepas secara lambat sehingga dapat dimanfaatkan secara langsung oleh perakaran tanaman. 
Secara garis besar,mineral Zeolite yang mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) dan daya retensiair yang tinggi dapat digunakan dalam usaha pertanian untuk dua tujuan yaitu 
  1. Reklamasi tanah yang bermasalah seperti pH rendah, kelarutan N dan Fe yang tinggi, serta fiksasi fosfat oleh mineral tanah yang tinggi ( Mumpton, 1981 a ) dan 
  2. Meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik yang sekaligus penyedia unsur hara seperti N, P dan K serta lain-lain dengan pelepasan secara lambat (slow realease fertilizer) sehingga dapat dimanfaatkan oleh perakaran tanaman secara lebih efisien ( Lewis et,Al. 1984 ). 
Reklamasi Tanah Pemanfaatan Zeolit terutama spies ( Tinoptile dan Modernite) untuk memperbaiki produktivitas tanah dengan takaran berkisar 4-15 t/ha telah banyak dilaksanakan pada tanah berpasir ( sandy soil ) dan liat ( Clay soil ) dengan kesuburan tanah rendah di Jepang, Taiwan, Amerika dan beberapa Negara lainnya ( Mumpton, 1981a ). 

Di Indonesia, pemberian Zeolite ( Tinoptilotile) dengan takaran 4-5 t/ha pada lahan kering Podsolik merah kuning Sitiung, Sumatra Barat dapat meningkatkan produktivitas tanah yang ditunjukan antara lain ;
  1. Peningkatan pH, KTK, N, P, Ca, Mg dan K serta menurunkan Al yang dapat ditukar ( Aled ) yang semakin tinggi sesuai dengan takarannya, 
  2. Penurunan pengaruh tosisitas Al terhadap perakaran tanaman baik secara langsung atau tidak langsung dan 
  3. Peningkatan produksi beberapa komoditas tanaman pangan seperti padi gogo, kedelai, jagung (Prodmin Inter Nusa, 1995), 
Pemberian Zeolite (0,2 - 1,2 t/ha) yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik (N, P dan K) dengan takaran yang sesuai rekomendasi menyebabkan peningkatan produktifitas tanah dalam jangka panjang dan produktifitas komoditas pertanian seperti gandum, terong, apel dan wortel masing-masing kisaran 13-55%, 19-55%, 13-38% dan 46-63% sesuai dengan takarannya. Pada tanah sawah,

Minato (1968) melaporkan bahwa pemberian Zeolite sebanyak 5 t/ha yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik (takaran rekombinasi) dapat meningkatkan ketersediaan N (NH4) sebesar 63% daripada kontrol tanpa Zeolite pada saat 4 minggu setelah aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

  1.  Adiningsih, I.S. dan M. Soepartini. 1995. Pengelolaan Pupuk pada Sistem Usaha Tani Lahan Sawah. Makalah disampaikan dalam Apresiasi Metodologi Pengkajian Sistem Usaha Tani Berbasis Padi dengan Wawasan Agribisnis. Bogor 7-9 September 1995. Pusat Penelitian Ekonomi Pertanian, Bogor. 
  2. Astiana, S. 1995. Pemanfaatan Zeolit Alam dalam Peningkatan Produksi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 
  3. Bachrein S, N.S. Dimyati dan A. Dimyati 1998. Pengkajian Mineral Zeolit Zeo Agro G super pada tanaman padi sawah tadah Hujan dan Berpengairan. Makalah disajikan pada Seminar Sehari Bimas, Departemen Pertanian, Jakarta, 8 Juli 1998. Bimas. Jakarta. 
  4. Barbarick, K.A, and H.J. Pirella. 1984. Agronomic and Hoticultural Uses of Zeolite Allah Review, In. W.G. Pond and F.A. ivlumpton (eds). Use of Natural Zeolite in Agricultural and Aquaculture. Westview Press. Boulder, Colorado,p. 3-27. 
  5. Dimyati, A.S. Bachrein, M. Roehjat dan D. Soediono, 1996. Potensi Masalah dan Kendala Pengembangan Tanaman Padi di Jawa Barat Pros. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Balai Penelitian tanaman Padi. Sukamandi 21-23 Agustus 1995. Balitpa Sukamandi. 
  6. Flanigen, E.M. 1984. Adsorption Properties of Molecular Sieve / Zeolities Pond W.G. and FA Mumpton (eds). Use of Natural Zeolite in Agriculture and Aquaculture. Westview Press. Boulder, Colorado,p.55-68. JICA, 1993, The Study for Foremulation of arrogation development program inthe Republic of Indonesia. JICA Tokyo Japan. 
  7. Lewis, M.D, F.D. Moore and K.L. Goldberg, 1984. Ammonium exchange clinoptilotile with ureas as nitrogen fertilizer. Pond, W.G. and F.A. Mumpton (eds). Use of natural Zeolite in Agriculture and Aquaculture Westview Press, Boulder, Colorado. P. 105-111. 
  8. Manwan, I, 1994. Strategi dan langkah operasional penelitian tanaman pangan berwawasan lingkungan kinerja penelitian pangan Buku I, Kebijaksanaan dan Hasil Utama Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 
  9. Minato, H. 1968. Characteristics and use Natural Zeolities. Koatsugasu 5.536-537. Mumpton, F.A. 1984a. The role of natural Zeolites in agriculture and

Tuesday, 29 April 2014

Manfaat Mineral Zeolit untuk Bidang Perikanan

Manfaat Mineral Zeolit untuk Bidang Perikanan
Produk natural mineral zeolite selain dapat digunakan untuk meningkatkan effektifitas pemupukan dalam bidang pertanian, juga dapat dimanfaatkan sebagai media pengolah tanah dasar tambak/kolam berperan dalam hal :

  1. Menyerap dan menukar senyawa kimmia yang meracuni air tambak/kolam seperti N2,NH3 ( Amoniak ) , H2S, COD , BOD dan CO2 
  2. Menigktkan kada Oksigen ( O2) 
  3. Menetralisir keasaman tanah dasar tambak/kolam dan merangsang pertumbuhan plankton 
Selain itu produk miineral Zeolit ini apt berfungis

  1. Menjaga stabiitas air tambak/kolam pada tingkat ideal 
  2. Meningkatkan nafsu makan bagi udang/ikan dan mengefektifikan pemakaian pakan 
  3. Menyehatkan dan menurunkan tingkat kematian udang/ikan 
  4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi udang/ikan 
  5. Menurunkan polusi/tingkat pencemaran yang timbul dari kotoran dan sisa pakan yang membusuk
Natural mineral zeolite juga dapat dipakai sebagai penyerap atau pengontrol Amonium yang dikeluarkan udang/ikan setelah mereka diberi makan .
Bila hal tersebut tidak dikontrol , jumlah amonium yang terkumpul akan meracuni udang/ikan tersebut.
Dengan pemakaian natural mineral zeolite pada ruang yang sama maka jumlah udang/ikan yang dpat dipelihara dapat lebih banyak.

Dosis Pemakaian mineral Zeolit pada tambak/kolam 
Dosis pemakain zeolit pada tambak udang / ikan

  1. Untuk keprluan Reklamasi Tambak ( Pembenihan Ulang Pada Tambak adalah - 1 ton s/d 2 ton per hektar tambak 
  2. Untuk Perawatan Tambak : - 50 kg s/d 100 kg perminggu per petak , selama perawatan 3 bulan ( ukuran petak : 2.500 m2 s/d 3.000 m2 ) 
  3. Untuk Treatment ( Perlakuan apabila ada udang atau ikan sakit : - 200 kg / petak dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan efek racun dari gas H2S dan lain-lain dari pembusukan sisa pakan pada tambak tersebut.

Sunday, 13 April 2014

Zeolit, Bahan Pembenah Tanah

Mesin Pembakaran Zeolite Granular
Tanaman padi merupakan sumber pokok bahan pangan di Indonesia. Dengan demikian areal pertanaman padi paling banyak mengalami degradasi tingkat kesuburan. Kesuburan ini dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: kesuburan fisika, kimia dan biologi. Menurunnya kesuburan lahan pertanaman padi merupakan ancaman bagi kelanjutan ketersediaan pangan secara nasional. 

Untuk mengatasi menurunnya kesuburan tanah ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Termasuk dengan cara memberikan bahan pembenah tanah. Bahan pembenah tanah ini antara lain adalah batuan alami zeolit.  

Batuan zeolit adalah mineral alami berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama Na dan Ca). Batuan ini berwama abu-abu sampai kebiru-biruan. Para ahli mineralogi menyatakan zeolit mengandung lebih dari 30 mineral alami. Diantaranya: Natrolit, Thomsonit, Analit, Hendalit, Clinoptilotit dan Mordernit

Abu Vulkanis 

Mineral ini berasal dari tufa abu vulkanis. Pertama kali ditemukan oleh mineralogist Swedia, Axel Frederick Crontstedt. Nama zeolit sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya batu yang mendidih. Karena salah satu karakternya melepas air yang dikandungnya waktu dipanaskan sehingga nampak seperti batu yang mendidih. Dengan pemanasan sampai 500 derajat C maka zeolit akan mengalami aktifasi, berupa kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi. Kemampuan mengikat kation inilah yang akan banyak dibahas dalam penulisan masalah zeolit ini. 

Dalam Dunia Pertanian 

Pemanfaatan zeolit di Indonesia masih terbatas, karena belum semua masyarakat tani Indonesia menyadari manfaatnya. Yakni sebagai bahan pembenah tanah. Salah satu sifat kimia dari zeolit adalah kemampuannya mengikat kation yang tinggi. Dalam ilmu tanah disebut dengan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation). Nilai KPK dari zeolit ini adalah 120 me/100 gr. 

Nilai KPK ini merupakan parameter tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Maka apabila zeolit yang sudah diproses kemudian diberikan pada lahan pertanian akan meningkatkan nilai KPK tanah sekaligus meningkatkan kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan menentukan kemampuan tanah untuk mengikat (mengawetkan) pupuk yang diberikan. 

Misalnya tanah dipupuk dengan Urea. Dalam tanah urea akan membentuk ion amonium (NH4+), ion ini apabila tidak diikat oleh tanah (zeolit) maka akan terbuang percuma lewat air irigasi. Dengan demikian unsur hara yang diberikan lewat pemupukan akan lebih efisien apabila tanah pertanian diberi zeolit. Zeolit tidak hanya mengawetkan unsur N saja, tetapi juga K, Ca dan Mg. 

Kemampuan mengawetkan pupuk ini berarti akan menghemat beaya pemupukan. Secara kasar petani di eks Karesidenan Surakarta bisa menghitung apabila menggunakan zeolit maka akan menghemat pupuk sekitar 30 % dari dosis yang diberikan. Hal ini tanpa mengurangi produksi tanaman padi. Bahkan untuk tanah dengan kandungan P sedang sampai cukup selama tiga musim tanam berturut-turut petani tidak menggunakan pupuk P (TSP atau SP 36), hanya dengan menambahkan zeolit pada pupuk mereka. 

Bahkan karena realitas di atas ada sebagian petani yang beranggapan bahwa zeolit bisa menggantikan peran pupuk P sebagai pupuk dasar. Sebenarnya dari produsen sudah mencantumkan dalam kemasan tentang penggunaan zeolit tersebut. Bahwa zeolit adalah bahan pedamping pupuk Urea, SP-36 dan KCI, bukan pengganti pupuk tersebut. Tetapi dalam bahasa bisnis sering dikatakan sebagai pupuk dasar (pupuk P) yang murah......

Kandungan Utama 

Secara kimia kandungan zeolit yang utama adalah: Si02 = 62,75%; A1203 =12,71 %; K20 = 1,28 %; CaO = 3,39 %; Na2O = 1,29 %; MnO = 5,58 %; Fe203 = 2,01 %; MgO = 0,85 %; Clinoptilotit = 30 %; Mordernit = 49 %. Sedangkan nilai KPK antara 80 - 120 me/100 gr, nilai yang tergolong tinggi untuk penilaian tingkat kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan menentukan kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan pupuk yang diberikan sebelum diserap tanaman.

Secara umum fungsi zeolit bagi lahan pertanian adalah:
  • Meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air irigasi lahan persawahan. 
  • Menjaga keseimbangan pH tanah. 
  • Mampu mengikat logam berat yang bersifat meracun tanaman misalnya Pb dan Cd. 
  • Mengikat kation dari unsur dalam pupuk misalnya NH4+ dari urea K+ dari KC1, sehingga penyerapan pupuk menjadi effisien (tidak boros). 
  • Ramah lingkungan karena menetralkan unsur yang mencemari lingkungan.
  • Memperbaiki struktur tanah (sifat fisik) karena kandungan Ca dan Na. 
  • Meningkatkan KPK tanah (sifat kimia). 
  • Meningkatkan hasil tanaman. 

Bila dibandingkan dengan bahan organik dalam fungsinya sebagai pemantap tanah, maka zeolit akan lebih unggul. Secara teknis sebenarnya bahan organik juga bisa menggantikan peran zeolit. Tetapi ada beberapa kelemahan dari bahan organik sehubungan dengan aplikasinya di lahan pertanian. Kelemahan itu antara lain bahan organik akan melepaskan asam-asam organik yang akan menurunkan pH tanah. Menurunnya pH tanah berarti menurun pula tingkat kesuburan tanah.

Bahan organik juga mempunyai sifat mengikat dan tidak akan melepaskan unsur-unsur mikro (chellating agent) sehingga tanaman kekurangan unsur mikro (Fe, Mn, Cu dan Mo). Kemudian dalam aplikasinya sulit disosialisasikan pada tingkat petani, karena kuantitasnya yang besar dan tidak semua petani memiliknya.

Tetapi dengan menggunakan zeolit maka petani akan lebih mudah dalam aplikasinya di lahan pertanian. Disamping karena harganya murah juga dapat dipakai dengan mudah dan ringkas.

Penggunaan zeolit dalam lahan pertanian ibarat memberi makan tanaman dengan wadahnya. Jadi apabila tanah diberi pupuk dengan tambahan zeolit, maka ibaratnya zeolit adalah wadahnya dan pupuk adalah makanannya. Dengan demikian pupuk (makanan) yang diberikan pada tanaman akan selalu tersedia dan awet karena tidak tercecer kemana-mana.

 Tambang Zeolit 

Potensi bahan tambang zeolit di Indonesia sangat melimpah. Hampir setiap daerah yang memiliki pegunungan kapur maka disitulah kaya akan zeolit. Kebanyakan zeolit di Indonesia didominasi oleh jenis mineral Mordernit dan Klinoptilotit. Misalnya untuk Jawa Barat bagian selatan terdapat di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Untuk dapat dipakai sebagai bahan pembenah tanah maka zeolit harus diproses terlebih dahulu.
Proses tersebut secara sederhana dapat dirangkai sebagai berikut:
  1. Penambangan dari areal tambang berupa batuan bongkah-bongkah batu zeolit yang berwarna kelabu sampai hijau tua diambil dari lokasi penambangan. 
  2. Aktifasi berupa pemanasan seperti layaknya membakar batu kapur. Dikehendaki untuk menjadikan zeolit menjadi mineral aktif maka dipanaskan pada suhu minimal 500 derajat C. 
  3. Penghancuran (chrussing). Dengan menggunakan jaw chrusser maka dari bongkah-bongkah batuan zeolit dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil. 
  4. Penghalusan (grinding dan screening). Proses ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk tepung dari batuan zeolit. Ukuran yang dikehendaki untuk keperluan pertanian antara 80-100 mesh. Sedangkan untuk keperluan industri di atas 300 mesh. 
  5. Granulasi. Untuk memudahkan aplikasi di lahan pertanian maka dari bentuk tepung dibuat butiran (granulair). Ukuran granulasi ini biasanya antara 3 mm-5 mm. Bentuk butiran ini akan segera larut bila berada dalam air sehingga akan cepat bereaksi dengan pupuk yang diberikan. 
  6. Pengemasan. Guna memudahkan dalam pengangkutan maka dari bentuk butiran ini dikemas dalam karung dengan berat 50 kg. Kemudian diberi merk sesuai dengan keinginan masing-masing perusahaan. Dianjurkan untuk penggunaan pada tanah yang berpasir berukuran 100 mesh atau lebih sedangkan untuk tanah tekstur lempungan ukurannya di bawah 100 mesh. 

Prospek Pengembangan 

Suatu langkah terobosan yang patut diperhatikan penggunaan zeolit sebagai pembenah tanah. Bagi daerah yang berpotensi untuk eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang tersebut seyogyanya mulai berbenah diri. Memanfaatkan potensi alam tersebut untuk pengembangan dan pembangunan wilayah. Sebenarnya zeolit banyak diperlukan pada berbagai sektor industri. Mulai dari industri kertas, elektronika, deterjen, filter polutan dll. Bisa dihitung berapa juta ton pupuk bisa dihemat apabila penggunaan zeolit dicanangkan di seluruh Indonesia. (Ir Harjono-35)
Sumber : suaramerdeka.com

Saturday, 17 March 2012

Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Dengan Zeolit


Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Dengan Pembenah Tanah Zeolit


Meskipun pengembangan pembenah tanah zeolit sudah lama dipromosikan oleh swasta di bidang pertanian, tetapi penggunaannya belum banyak diketahui petani. Sehubungan dengan pengetahuan petani terhadap zeolit masih rendah, maka hal ini mengakibatkan pemasaran zeolit masih terhambat.

Di samping itu, masalah lambatnya pengembangan pembenah tanah zeolit di bidang pertanian disebabkan kurangnya koordinasi antara pemerintah dan swasta dalam melakukan upaya tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang dituju. Pada situasi dan kondisi seperti itu akhirnya zeolit sebagai “mineral masa depan multi guna” banyak diekspor. Penyebab masalah kesulitan pengembangan zeolit masa lalu tidak hanya harus diungkap, tetapi juga harus dicari solusi pemecahan masalahnya dengan mencari informasi langsung dari petani.

Pengembangan pembenah tanah zeolit di bidang pertanian selama ini banyak dilakukan swasta. Apa yang dilakukan swasta tersebut sangat baik jika ada informasi yang lengkap tentang dimana dan berapa luas (calon lokasi) lahan pertanian yang terdegradasi. Sebenarnya yang mempunyai informasi calon lokasi lahan pertanian yang terdegradasi adalah pemerintah. Keterlambatan pemerintah untuk merumuskan kebijakan tentang pengembangan pembenah tanah dijadikan alasan swasta untuk mempromosikan produknya langsung ke petani. Sebagai contoh, jenis pembenah tanah zeolit yang dikenal dan digunakan petani antara lain adalah ........ di Lampung, ...... di Jawa Barat, dan ....... di Jawa Timur. Sumber informasi pembenah tanah zeolit yang diperoleh petani terutama berasal dari agen distributor zeolit/pedagang, sedangkan informasi yang diperoleh dari penyuluh pertanian sangat kecil. Fakta di lapang membuktikan bahwa ada agen distributor zeolit yang memberi subsidi zeolit kepada petani untuk satu kali musim tanam.

Langkah swasta tersebut perlu disambut dengan baik, namun harus dipastikan terlebih dahulu mutunya. Zeolit yang bermutu baik dipastikan sudah lolos uji mutu (LUM) dan lolos uji efektivitas (LUE) dan mendapatkan Nomor Registrasi dari Pusat Perijinan dan Investasi (PPI) di Departemen Pertanian. Jika zeolit sudah lolos LUM dan LUE maka pada saat dilakukan demonstrasi plot (demplot), petugas PPL mengawal pelaksanaannya dengan sungguh-sungguh agar teknik demplot dilakukan dengan baik dan benar.

Jika tidak dilakukan pengawalan maka petani menentukan keinginannya sendiri, misal takaran pupuknya dikurangi disebabkan kekeliruan informasi bahwa zeolit dapat menggantikan peranan pupuk. Fakta menunjukkan bahwa hasil demonstrasi plot pembenah tanah zeolit yang dilakukan pada lahan pertanian milik petani ada yang menaikkan dan ada juga yang menurunkan gabah kering panen (GKP). Aplikasi Zeolit menaikkan hasil GKP, hal ini disebabkan ada petani yang memberikan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha, sehingga produksi GKP dapat mencapai 8.5 ton/ha. Peningkatan produksi GKP tidak hanya dipengaruhi pemberian pupuk kandang saja, tetapi jika dikombinasikan dengan zeolit maka efisiensi serapan hara yang berasal dari pupuk kandang dan pupuk anorganik lebih tinggi lagi. Aplikasi zeolit menurunkan hasil GKP, hal ini disebabkan takaran zeolit yang diberikan masih rendah, dan takaran pupuk SP-36 dan KCL dikurangi atau sama sekali tidak diberikan karena kelangkaan pupuk atau harganya mahal, dan agen distributor zeolit tidak memberi subsidi pupuk anorganik karena alasan keterbatasan dana.


Pupuk organik dan zeolit yang diberikan secara bersamaan dengan dosis yang tepat dapat mempertahankan kelembaban tanah yang lebih lama, sehingga fluktuasi suhu di sekitar perakaran sangat kecil dan suhu tidak naik drastis (suhu tanah relatif stabil) setelah air diberikan ke tanah. Tanpa pemberian zeolit maka suhu tanah di sekitar perakaran meningkat drastis yang mengakibatkan kandungan C-organik cepat teoksidasi dan ketersediaannya di dalam tanah tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi.

Pengalaman membuktikan jika 100 ton pupuk kandang diberikan pada lahan masam yang didominasi mineral kaolinit untuk budidaya tanaman nenas dengan teknologi tinggi, maka dalam waktu kurang dari 6 bulan kandungan C-organik di dalam tanah turun kembali pada nilai sebelum pemberiannya yaitu 1%, hal ini disebabkan tingkat degradasi lahannya sudah berat. Pengelolaan lahan tergradasi dengan teknologi tinggi mulai dari pengolahan lahan dengan traktor, pemberian pupuk anorganik cair tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Fakta membuktikan bahwa setelah tanah diolah maka begitu turun hujan tanah menjadi padat lagi, dan pupuk cair yang diberikan banyak hilang tercuci, sehingga efisiensi pemupukan sangat sulit ditingkatkan dan indikatornya adalah penurunan produktivitas lahan sampai 50%. Formulasi pemberian zeolit dan bahan organik serta pupuk anorganik dengan takaran yang relatif berimbang berdasarkan uji tanah spesifik lokasi dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Hasil penelitian pengaruh zeolit dengan merek tertentu terhadap produktivitas lahan sawah dan pertumbuhan serta hasil padi varietas IR-64 di 3 tempat dengan kondisi sawah yang berbeda (sawah tadah hujan, sawah berpengairan teknis, sawah berpengairan desa) bahwa takaran zeolit masing-masing adalah 150 kg/ha untuk lahan sawah berpengairan teknis di Desa Sukadana (Subang), 200 kg/ha untuk lahan sawah tadah hujan di Desa Bangle (Karawang), 250 kg/ha untuk lahan sawah berpengairan desa di Desa Cacuban (Sumedang). Tingkat efisiensi pemberian zeolit meningkat dengan meningkatnya kandungan pasir+debu, dimana tingkat efisiensi dari tinggi sampai rendah, yaitu 56% di Sumedang, 35% di Karawang, dan 31% di Subang. Peningkatan efisiensi pemberian zeolit cenderung berkorelasi dengan kandungan pasir + debu, dimana tingkat efisiensi pemberian zeolit 35% di Karawang dengan kandungan (pasir + debu) 44% dengan pendapatan bersih Rp. 2.820,- dan tingkat efisiensi 31% di Subang dengan kandungan (pasir+debu) 14% dengan pendapatan bersih Rp. 2.315,- untuk setiap I (satu) kg zeolit (Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lembang, 1997). Selama teknis pelaksanaan inovasi teknologi yang diterapkan oleh petani sudah baik dan benar, maka pemberian pembenah tanah zeolit dapat meningkatkan produksi GPK > 25%. Perbedaan peningkatan produksi GKP sangat ditentukan perbedaan faktor teknis panca usahatani, yaitu: (1) sempurna dan tidak sempurnanya pelumpuran tanah setelah tanah diolah dua kali, (2) potensi daya hasil dari varietas padi yang ditanam tinggi atau rendah, (3) takaran pupuk yang diberikan berimbang atau tidak, (4) cara pemberian air teratur atau tidak, (5) pencegahan hama dan penyakit tanaman teratur atau tidak. Sebaliknya, pembenahan tanah tidak berpengaruh terhadap peningkatan produksi GKP, hal ini disebabkan teknis pelaksanaan inovasi teknologi pembenahan tanah yang diterapkan petani tidak mengikuti petunjuk, misal pembenahan tanah dan pupuk tidak dicampur rata, apalagi panca usahatani tidak dilakukan dengan baik.
Aplikasi pembenah tanah zeolit sebaiknya tidak dilakukan pada tipologi lahan yang mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) rendah (sekitar 5 cmol (+) kg-1) seperti pada jenis tanah regosol, podsolik merah kuning, letosol cokelat kemerahan.

Prospek penggunaan dan pengembangan pembenah tanah zeolit sangat baik, sebab kenyataanya sudah terjadi kerusakan tanah yang ditandai dengan fenomena levelling-off, dan hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian zeolit berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman.


Oleh karena itu, pemerintah secepatnya menyusun strategi ke depan tentang kebijakan revitalisasi pembenah tanah untuk memperbaiki lahan kritis, sehingga produktivitas lahan dan peningkatan kesejahteraan petani dipertahankan secara berkelanjutan, dan swasembada pangan dapat dicapai dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.

M. Al - Jabri
Penulis adalah Peneliti Utama – Balai Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian
Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani, 7 Januari 2009

Wednesday, 30 November 2011

Controlled-Release Fertilizers Using Zeolites



Controlled-Release Fertilizers Using Zeolites

The U.S. Geological Survey (USGS) has experimented with zeolites to help control the release of fertilizer nutrients in soil. The use of soluble fertilizers can lead to water pollution and to wasted nutrients. Nitrogen, for example, can leach into ground and surface waters, especially in sandy soils, and phosphate may become fixed and unavailable to plants, especially in tropical soils. Zeolites are porous minerals with high cation-exchange capacity that can help control the release of plant nutrients in agricultural systems. Zeolites can free soluble plant nutrients already in soil, and may improve soil fertility and water retention. Because zeolites are common, these unique minerals could be useful on a large-scale in agriculture.

USGS research has experimented with zeolites applied to several different fertilizers including controlled-release nitrogen, controlled-release phosphorous fertilizers, and in the release of trace nutrients.

Controlled-Release Nitrogen Fertilizer

Urea is one of the most common nitrogen fertilizers. It is very soluble in water, and can be leached through the root zone. In addition, urea is converted into ammonium ions by an enzyme found in most soils. Soil bacteria then convert these ammonium ions into readily leachable nitrate ions. Using zeolitic rocks in fertilizer can help prevent these nutrient losses.



A controlled-release nitrogen (N) fertilizer can be produced by heating zeolite rock chips to about 400oC to drive out all zeolite and pore water, which is replaced with molten urea. The urea crystallizes at about 132oC. The rate of nitrogen release from the zeolitic rock is slowed in three ways: (1) by containing urea in the rock pores and zeolite crystals, thus preventing the leaching of urea from the root zone; (2) by slowing the conversion of urea by soil enzymes, thus delaying the formation of ammonium ions; and (3) by taking up ammonium ions onto exchange sites in the zeolite, thus protecting them from nitrifying bacteria. Potassium-saturated zeolite prepared by the above method contains approximately 17 wt. percent elemental N. The rate of N release can be controlled by changing the size of the rock chips.

Controlled-Release Phosphorous Fertilizers

Phosphate (H2PO4) can be released to plants from phosphate rock (P-rock) composed largely of the calcium phosphate mineral apatite by mixing the rock with zeolite having an exchange ion such as ammonium. The approximate reaction in soil solution is as follows: (P-rock) + (NH4-zeolite) = (Ca-zeolite) + (NH4+) + (H2PO4-).

The zeolite takes up Ca2+ from the phosphate rock, thereby releasing both phosphate and ammonium ions. Unlike the leaching of very soluble phosphate fertilizers (for example, super-phosphate), the controlled-release phosphate is released as a result of a specific chemical reaction in the soil. As phosphate is taken up by plants or by soil fixation, thechemical reaction releases more phosphate and ammonium in the attempt to reestablish equilibrium. The rate of phosphate release is controlled by varying the ratio of P-rock to zeolite. Phosphorus is also released from the rock by the lowering of soil pH as ammonium ions are converted to nitrate.



Controlled-release fertilizers were tested in greenhouse pot experiments with sorghum-sudangrass using NH4-saturated zeolite (clinoptilolite) and P-rock with a phosphate application rate of 340 mg P per kg soil, and zeolite/P-rock ratios ranging from 0 to 6. Total phosphate uptake and phosphate concentration measured for the grass were related linearly to the zeolite/P-rock ratio, and yields summed over four cuttings were as much as four times larger than control experiments.

Release of Trace Nutrients

Experiments indicate that zeolite in soil can aid in the release of some trace nutrients and in their uptake by plants. The release of phosphorus, potassium (K), manganese (Mn), zinc (Zn), iron (Fe), and copper (Cu) was enhanced by the presence of zeolite in a neutral soil. The concentration of Cu and Mn in sudangrass (in mg/kg) was significantly related to the zeolite/P-rock (x) in experimental systems that used two different NH4-saturated clinoptilolites, two different soils, and two different forms of P-rock.

Potential Harmful Effects

Zeolites can be harmful as well as helpful to plant growth. For example, zeolites with sodium as the chief exchange ion can be toxic to plants, and K-, Ca-, and NH4-poor zeoIites can scavenge these ions from soil solutions and thereby limit plant growth when used in soils that are deficient in these nutrients. These negative results emphasize the need to use appropriate zeolites during agricultural experimentation.

Source : http://www.usgs.gov

Sunday, 25 September 2011

ZEO Health Zeolite


The Cleaning Process of ZEO Health Zeolite

We start with the cleanest zeolite on earth mined specifically for human consumption (the only mine in the world that does this). The zeolite is then intensely washed with purified water and prepared to ensure a standardized cat-ion capacity and clean cage. The zeolite is then put through rigorous quality control tests to ensure its quality and safety is maintained for human consumption. It is thoroughly dried and then MICRONIZED to the smallest powdered particle size thus allowing it to penetrate throughout the body and even through the blood brain barrier to safely remove disease causing toxic heavy metals that include lead, mercury, cadmium, arsenic, nickel, barium and other toxic chemicals.

Milled vs. Micronized Zeolite

Another characteristic of a low grade zeolite has to do with the way it is processed. When zeolite rocks are “milled”, they are grinded to powder. This is normally takes place at the mine and it the cheaper way to create powder. The problem with the milling process is that it crushes the zeolite cage structure rendering the zeolite un-absorbable in the body and largely ineffective for human consumption. “Micronization” is the only way to make powdered zeolite and maintain the benefits of the cage structure.



The micronization process is an expensive quality control. When faced with the choice of milling the zeolite at the mine or shipping it out to a specialty micronization plant, many zeolite companies choose to mill the zeolite. All Zeo Health Ltd. zeolite is micronized with the strictest quality controls and highest standards for human consumption.

Refference : http://www.zeolite.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More