ZEOLIT, SI MURAH BERKHASIAT TINGGI UNTUK KEBUN SAWIT

Penelitian aplikasi zeolit dilakukan pada pembibitan kelapa sawit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap medium tanam dan pertumbuhan serta serapan hara bibit kelapa sawit ....Readmore

MANFAAT ZEOLITE PADA TANAH, TANAMAN, TERNAK DAN TAMBAK

Dengan majunya penemuan teknologi, zeolite disebut dengan nama mineral serba guna, karena fungsinya yang sangat beraneka ragam, .... Readmore

NATURAL ZEOLITE FOR RADIATION PROTECTION

Toxic nuclear radiation is being spread all around our world due to many reactors malfunctioning or spilling their deadly load into the environment. Radiation can .... Readmore

MEMBUAT FILTER AIR SEDERHANA DENGAN ZEOLITE

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak .... Readmore

TZP Plus (Soil Conditioner)

Solusi memperbaiki lahan, meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian. Terdaftar.....Readmore.


1:1 Traffic Exchange Yibbida operates a 1:1 traffic exchange system that is consistently generating web site traffic.

Tuesday, 20 September 2011

Pupuk Zeolit, Si Murah Berkhasiat Tinggi untuk Kebun Sawit (bagian 1)

Penggunaan zeolite pada perkebunan kelapa sawit

Dadang Gusyana - Information Officer, Indonesian Biotechnology Information Centre (Indo BIC) - member of ISAAA SEAsia Centre, 2005

Penggunaan pupuk anorganik ditahun 1960 hingga 1990-an yang tidak rasional karena takarannya lebih tinggi dari yang dibutuhkan atau tidak berpedoman pada pemupukan berimbang berdasarkan konsep uji tanah, terbukti telah merusak tanah dan menurunkan efisiensi serapan hara dari pupuk. Bagaimana cara mengatasinya? Praktek konservasi tanah dan air serta penggunaan pembenah tanah dan pupuk organik di Indonesia harus diterapkan oleh petani. Zeolit dapat digunakan pada lahan pertanian terdegradasi sebagai tanah-tanah mineral masam bertekstus kasar dan dapat digunakan sebagai bahan campuran pupuk didasarkan pada sifat zeolit yang berfungsi sebagai soil amendment, sehingga efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan.

Pada tahun 1999 zeolit pernah direkomendasikan untuk mendukung ketahanan pangan, tetapi dengan berbagai alasan seperti beredarnya zeolit yang palsu dan tidak ada penyuluhan secara intensif, akhirnya petani tidak menggunakannya lagi. Kehilangan N pupuk dalam tanah dapat ditekan dengan pembuatan pupuk slow release fertilizer (SRF) yang dibuat dari campuran urea dan zeolit. Gagalnya sosialisasi penggunaan zeolit mengakibatkan kandungan C-organik tanah cenderung terus menurun, sehingga terjadi kerusakan tanah.

Kerusakan tanah lebih dipercepat lagi akibat penggunaan pupuk anorganik yang intensif dengan takaran tinggi. Agar kerusakan tanah dapat diperbaiki, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meperbaiki sifat-sifat tanah melalui pemberian pembenah tanah tidak hanya zeolit, tetapi hendaknya dikombinasikan dengan pupuk organik (2 ton/ha) dan pupuk anorganik yang takarannya dapat dikurangi sampai 50%, sehingga produksi pertanian dapat ditingkatkan. Jika takaran pupuk yang diberikan 100% dari takaran anjuran maka residu pupuk berakhir lebih lama dengan peningkatan hasil yang lebih tinggi.

Pupuk Urea dan KCl yang diberikan ke tanah yang sebelumnya sudah diberi zeolit, maka kation NH4+-Urea dan kation K+-KCl dapat terperangkap sementara dalam pori-pori zeolit yang sewaktu-waktu dilepaskan secara perlahan-lahan untuk diserap tanaman. Sejumlah kation Al dan Fe tanah yang masuk dalam rongga-rongga ditahan dalam struktur zeolit yang bermuatan negatif, sehingga anion H2PO4- dari pupuk SP-36 sangat sedikit atau belum sempat diikat Al atau Fe akhirnya mudah diserap akar tanaman. Fenomena masuknya kation NH4+ dan K+ di rongga-rongga dalam struktur zeolit disebabkan zeolite clinoptilolite yang mempunyai nisbah Si/Al 4.5-5.0 dan KTK secara teori sekitar 225 cmol(+) Kg-1 mempunyai selectivity (kemampuan menyaring) kation dalam urutan dari besar sampai kecil (Cs>Rb>K>NH4>Ba>Sr>Na>Ca>Fe>Al>Mg>Li).

Zeolit sebagai pembenah tanah adalah mineral dari senyawa aluminosilikat terhidrasi dengan struktur berongga dan mengandung kation-kation alkali yang dapat dipertukarkan. Zeolit sebagai pembenah yang diberikan ke dalam tanah dengan jumlah relatif banyak dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga produksi pertanian dapat ditingkatkan.

Sifat khas dari zeolit sebagai mineral yang berstruktur tiga demensi, bermuatan negatif, dan memiliki pori-pori yang terisi ion-ion K, Na, Ca, Mg dan molekul H2O, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran ion dan pelepasan air secara bolak-balik. Zeolit mempunyai kerangka terbuka dengan jaringan pori-pori yang mempunyai permukaan bermuatan negatif dapat mencegah pencucian unsur hara NH4+-Urea dan kation K+-KCl keluar dari daerah perakaran, sehingga pupuk Urea dan KCl yang diberikan lebih efisien.

Aplikasi zeolit tidak sama dengan pembenah tanah lainnya (kaptan dan gypsum), sebab zeolit tidak mengalami penguraian dan jumlahnya masih tetap dalam tanah untuk meretensi unsur hara. Aplikasi zeolit berikutnya akan lebih memperbaiki kemampuan tanah untuk menahan unsur hara dan memperbaiki hasil. Zeolit tidak asam dan penggunaannya dengan pupuk dapat menyangga pH tanah, sehingga dapat mengurangi takaran kapur. Pemberian zeolit tidak hanya digunakan sebagai pembawa hara tanaman, tetapi juga sebagai perangkap logam berat (Cu, Cd, Pb, Zn) sehingga penyerapan/pengambilan kedalam rantai makanan dicegah atau berkurang.

Bagaimana manfaat pupuk zeolit pada kelapa sawit?

Bersambung ke bagian 2

Untuk informasi produk, dosis pemakaian, pemesanan dan harga klik disini

Wednesday, 6 April 2011

Penggunaan Zeolite pada Pertanian beserta Dosis Pemakaian

Dasar Kebijakan Pemerintah:
  • SK Menteri Pertanian No 07/Kpts/Mentan/Bimas/XII/1998 tanggal 9 Desember 1998
  • Dirjen Tanaman Pangan & Hortikultura No. PR.130.760 .11.1998 tanggal 26 November 1998 telah menyetujui zeolite sebagai bahan pembenah tanah.
Fungsi zeolite bagi lahan pentanian :
  1. Menjaga keseimbangan pH tanah.
  2. Meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air irigasi lahan persawahan.
  3. Mampu mengikat logam berat yang bersifat meracun tanaman misalnya Pb dan Cd
  4. Mengikat kation dan unsur dalam pupuk misalnya NH4+ dan urea K+, KCl dan ion Posphat, sehingga penyerapan pupuk menjadi effisien (tidak boros).
  5. Ramah Iingkungan karena menetralkan unsur yang mencemari Iingkungan.
  6. Memperbaiki struktur tanah (sifat fisik) karena kandungan Ca dan Na.
  7. Meningkatkan KTK tanah (sifat kimia).
  8. Meningkatkan hasil tanaman
Zeolite juga sangat mendukung sistem pertanian, dengan menggunakan zeolite hasil produk pertanian akan lebih optimal.
Cara Penggunaanya :
  1. Penggunaan zeolite sebaiknya dilakukan pada saat pengolahan tanah (Penggarukan) Yaitu dengan cara ditebarkan secara merata dengan dosis sebesar 100 gram/m2
  2. Campurkan dengan pupuk pada saat pemupukan dengan perbandingan sekitar 5% - 20% dari dosis pupuk yang digunakan




Untuk Tanaman Tahunan & Perkebunan :
Berikut Ini adalah Caranya :
  1. Sebagai Pupuk dasar pada lahan yang akan ditanami dengan aa dicampur dengan pupuk tunggal Lainnya (Urea)
  2. Ditebar merata sesuai dosis anjuran pada parit yang dibuat sedalam 20 cm mengelilingi batang tanaman pada lingkaran sesuai dengan proyeksi tajuk daun dan diberikan bersama dengan pupuk tunggal lainnya pada awal musim hujan.
  3. Jika pemberian dilakukan dengan sistem tebar pada permukaan tanah sebaiknya dilakukan pada saat pengolahan tanah atau sebelum penanaman (Sebagaimana point 1).
  4. Jika pemberiannya dilakukan setelah penanaman (umur muda) gunakan system tunggal atau larikan (garis) diantara tanaman dengan kedalaman 5 sampai dengan 10 cm atau dibuatkan parit sedalam 20 cm mengelilingi batang tanaman, selanjutnya pupuk ditebar merata sesuai dengan dosis anjuran.

Dosis penggunaan :

Saturday, 26 March 2011

Effect of limestone particle size on egg production and eggshell quality of hens during late production


Effect of limestone particle size on egg production and eggshell quality of hens during late production

F.H. de Witt#, N.P. Kuleile, H.J. van der Merwe and M.D. Fair
Department of Animal, Wildlife and Grassland Sciences, University of the Free State, P.O. Box 339, Bloemfontein 9300, South Africa

Abstract

A study was conducted to determine the influence of different particle size limestone in layer diets on egg production and eggshell quality during the later stages of egg production (>54 weeks of age). Calcitic limestone (360 g Ca/kg), consisting of small (<1.0 mm), medium (1.0 - 2.0 mm) and large (2.0 - 3.8 mm) particles were obtained from a specific South African source that is extensively used in poultry diets Isoenergetic (14.32 MJ AME/kg DM) and isonitrogenous (172.01 g CP/kg DM) diets with a dietary Ca content of 39.95 g Ca/kg DM were used. Sixty nine, individual caged Lohmann-Silver pullets, 17 weeks of age, were randomly allocated to the three treatments (n = 23) for the determination of various egg production and eggshell quality characteristics. Egg production and eggshell quality data recorded on individual basis at 54, 58, 64 and 70 weeks of age were pooled to calculate and statistical analysed parameter means for the late production period. Different limestone particle sizes had no effect on any of the tested egg production and eggshell quality parameters. These results suggested that larger particles limestone are not necessarily essential to provide sufficient Ca2+ to laying hens for egg production and eggshell quality at end-of-lay, provided that the dietary Ca content satisfies the requirements of the laying hen.
________________________________________________________________________________
Keywords: Lohmann-Silver, feed efficiency, egg weight, eggshell thickness, calcification
# Corresponding author. E-mail: dewittfh.sci@ufs.ac.za

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More