KUJATAMA - Natural Mineral Zeolite Industry Traffic Exchange with 1,460,000+ members Adsense Indonesia adf.ly - shorten links and earn money!

ZEOLIT, SI MURAH BERKHASIAT TINGGI UNTUK KEBUN SAWIT

Penelitian aplikasi zeolit dilakukan pada pembibitan kelapa sawit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap medium tanam dan pertumbuhan serta serapan hara bibit kelapa sawit ....Readmore

MANFAAT ZEOLITE PADA TANAH, TANAMAN, TERNAK DAN TAMBAK

Dengan majunya penemuan teknologi, zeolite disebut dengan nama mineral serba guna, karena fungsinya yang sangat beraneka ragam, .... Readmore

NATURAL ZEOLITE FOR RADIATION PROTECTION

Toxic nuclear radiation is being spread all around our world due to many reactors malfunctioning or spilling their deadly load into the environment. Radiation can .... Readmore

MEMBUAT FILTER AIR SEDERHANA DENGAN ZEOLITE

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak .... Readmore

HZP (Soil Conditioner)

Solusi memperbaiki lahan, meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian. Terdaftar.....Readmore.

Saturday 17 March 2012

Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Dengan Zeolit


Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Dengan Pembenah Tanah Zeolit


Meskipun pengembangan pembenah tanah zeolit sudah lama dipromosikan oleh swasta di bidang pertanian, tetapi penggunaannya belum banyak diketahui petani. Sehubungan dengan pengetahuan petani terhadap zeolit masih rendah, maka hal ini mengakibatkan pemasaran zeolit masih terhambat.

Di samping itu, masalah lambatnya pengembangan pembenah tanah zeolit di bidang pertanian disebabkan kurangnya koordinasi antara pemerintah dan swasta dalam melakukan upaya tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang dituju. Pada situasi dan kondisi seperti itu akhirnya zeolit sebagai “mineral masa depan multi guna” banyak diekspor. Penyebab masalah kesulitan pengembangan zeolit masa lalu tidak hanya harus diungkap, tetapi juga harus dicari solusi pemecahan masalahnya dengan mencari informasi langsung dari petani.

Pengembangan pembenah tanah zeolit di bidang pertanian selama ini banyak dilakukan swasta. Apa yang dilakukan swasta tersebut sangat baik jika ada informasi yang lengkap tentang dimana dan berapa luas (calon lokasi) lahan pertanian yang terdegradasi. Sebenarnya yang mempunyai informasi calon lokasi lahan pertanian yang terdegradasi adalah pemerintah. Keterlambatan pemerintah untuk merumuskan kebijakan tentang pengembangan pembenah tanah dijadikan alasan swasta untuk mempromosikan produknya langsung ke petani. Sebagai contoh, jenis pembenah tanah zeolit yang dikenal dan digunakan petani antara lain adalah ........ di Lampung, ...... di Jawa Barat, dan ....... di Jawa Timur. Sumber informasi pembenah tanah zeolit yang diperoleh petani terutama berasal dari agen distributor zeolit/pedagang, sedangkan informasi yang diperoleh dari penyuluh pertanian sangat kecil. Fakta di lapang membuktikan bahwa ada agen distributor zeolit yang memberi subsidi zeolit kepada petani untuk satu kali musim tanam.

Langkah swasta tersebut perlu disambut dengan baik, namun harus dipastikan terlebih dahulu mutunya. Zeolit yang bermutu baik dipastikan sudah lolos uji mutu (LUM) dan lolos uji efektivitas (LUE) dan mendapatkan Nomor Registrasi dari Pusat Perijinan dan Investasi (PPI) di Departemen Pertanian. Jika zeolit sudah lolos LUM dan LUE maka pada saat dilakukan demonstrasi plot (demplot), petugas PPL mengawal pelaksanaannya dengan sungguh-sungguh agar teknik demplot dilakukan dengan baik dan benar.

Jika tidak dilakukan pengawalan maka petani menentukan keinginannya sendiri, misal takaran pupuknya dikurangi disebabkan kekeliruan informasi bahwa zeolit dapat menggantikan peranan pupuk. Fakta menunjukkan bahwa hasil demonstrasi plot pembenah tanah zeolit yang dilakukan pada lahan pertanian milik petani ada yang menaikkan dan ada juga yang menurunkan gabah kering panen (GKP). Aplikasi Zeolit menaikkan hasil GKP, hal ini disebabkan ada petani yang memberikan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha, sehingga produksi GKP dapat mencapai 8.5 ton/ha. Peningkatan produksi GKP tidak hanya dipengaruhi pemberian pupuk kandang saja, tetapi jika dikombinasikan dengan zeolit maka efisiensi serapan hara yang berasal dari pupuk kandang dan pupuk anorganik lebih tinggi lagi. Aplikasi zeolit menurunkan hasil GKP, hal ini disebabkan takaran zeolit yang diberikan masih rendah, dan takaran pupuk SP-36 dan KCL dikurangi atau sama sekali tidak diberikan karena kelangkaan pupuk atau harganya mahal, dan agen distributor zeolit tidak memberi subsidi pupuk anorganik karena alasan keterbatasan dana.


Pupuk organik dan zeolit yang diberikan secara bersamaan dengan dosis yang tepat dapat mempertahankan kelembaban tanah yang lebih lama, sehingga fluktuasi suhu di sekitar perakaran sangat kecil dan suhu tidak naik drastis (suhu tanah relatif stabil) setelah air diberikan ke tanah. Tanpa pemberian zeolit maka suhu tanah di sekitar perakaran meningkat drastis yang mengakibatkan kandungan C-organik cepat teoksidasi dan ketersediaannya di dalam tanah tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi.

Pengalaman membuktikan jika 100 ton pupuk kandang diberikan pada lahan masam yang didominasi mineral kaolinit untuk budidaya tanaman nenas dengan teknologi tinggi, maka dalam waktu kurang dari 6 bulan kandungan C-organik di dalam tanah turun kembali pada nilai sebelum pemberiannya yaitu 1%, hal ini disebabkan tingkat degradasi lahannya sudah berat. Pengelolaan lahan tergradasi dengan teknologi tinggi mulai dari pengolahan lahan dengan traktor, pemberian pupuk anorganik cair tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Fakta membuktikan bahwa setelah tanah diolah maka begitu turun hujan tanah menjadi padat lagi, dan pupuk cair yang diberikan banyak hilang tercuci, sehingga efisiensi pemupukan sangat sulit ditingkatkan dan indikatornya adalah penurunan produktivitas lahan sampai 50%. Formulasi pemberian zeolit dan bahan organik serta pupuk anorganik dengan takaran yang relatif berimbang berdasarkan uji tanah spesifik lokasi dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Hasil penelitian pengaruh zeolit dengan merek tertentu terhadap produktivitas lahan sawah dan pertumbuhan serta hasil padi varietas IR-64 di 3 tempat dengan kondisi sawah yang berbeda (sawah tadah hujan, sawah berpengairan teknis, sawah berpengairan desa) bahwa takaran zeolit masing-masing adalah 150 kg/ha untuk lahan sawah berpengairan teknis di Desa Sukadana (Subang), 200 kg/ha untuk lahan sawah tadah hujan di Desa Bangle (Karawang), 250 kg/ha untuk lahan sawah berpengairan desa di Desa Cacuban (Sumedang). Tingkat efisiensi pemberian zeolit meningkat dengan meningkatnya kandungan pasir+debu, dimana tingkat efisiensi dari tinggi sampai rendah, yaitu 56% di Sumedang, 35% di Karawang, dan 31% di Subang. Peningkatan efisiensi pemberian zeolit cenderung berkorelasi dengan kandungan pasir + debu, dimana tingkat efisiensi pemberian zeolit 35% di Karawang dengan kandungan (pasir + debu) 44% dengan pendapatan bersih Rp. 2.820,- dan tingkat efisiensi 31% di Subang dengan kandungan (pasir+debu) 14% dengan pendapatan bersih Rp. 2.315,- untuk setiap I (satu) kg zeolit (Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lembang, 1997). Selama teknis pelaksanaan inovasi teknologi yang diterapkan oleh petani sudah baik dan benar, maka pemberian pembenah tanah zeolit dapat meningkatkan produksi GPK > 25%. Perbedaan peningkatan produksi GKP sangat ditentukan perbedaan faktor teknis panca usahatani, yaitu: (1) sempurna dan tidak sempurnanya pelumpuran tanah setelah tanah diolah dua kali, (2) potensi daya hasil dari varietas padi yang ditanam tinggi atau rendah, (3) takaran pupuk yang diberikan berimbang atau tidak, (4) cara pemberian air teratur atau tidak, (5) pencegahan hama dan penyakit tanaman teratur atau tidak. Sebaliknya, pembenahan tanah tidak berpengaruh terhadap peningkatan produksi GKP, hal ini disebabkan teknis pelaksanaan inovasi teknologi pembenahan tanah yang diterapkan petani tidak mengikuti petunjuk, misal pembenahan tanah dan pupuk tidak dicampur rata, apalagi panca usahatani tidak dilakukan dengan baik.
Aplikasi pembenah tanah zeolit sebaiknya tidak dilakukan pada tipologi lahan yang mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) rendah (sekitar 5 cmol (+) kg-1) seperti pada jenis tanah regosol, podsolik merah kuning, letosol cokelat kemerahan.

Prospek penggunaan dan pengembangan pembenah tanah zeolit sangat baik, sebab kenyataanya sudah terjadi kerusakan tanah yang ditandai dengan fenomena levelling-off, dan hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian zeolit berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman.


Oleh karena itu, pemerintah secepatnya menyusun strategi ke depan tentang kebijakan revitalisasi pembenah tanah untuk memperbaiki lahan kritis, sehingga produktivitas lahan dan peningkatan kesejahteraan petani dipertahankan secara berkelanjutan, dan swasembada pangan dapat dicapai dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.

M. Al - Jabri
Penulis adalah Peneliti Utama – Balai Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian
Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani, 7 Januari 2009

Wednesday 30 November 2011

Controlled-Release Fertilizers Using Zeolites



Controlled-Release Fertilizers Using Zeolites

The U.S. Geological Survey (USGS) has experimented with zeolites to help control the release of fertilizer nutrients in soil. The use of soluble fertilizers can lead to water pollution and to wasted nutrients. Nitrogen, for example, can leach into ground and surface waters, especially in sandy soils, and phosphate may become fixed and unavailable to plants, especially in tropical soils. Zeolites are porous minerals with high cation-exchange capacity that can help control the release of plant nutrients in agricultural systems. Zeolites can free soluble plant nutrients already in soil, and may improve soil fertility and water retention. Because zeolites are common, these unique minerals could be useful on a large-scale in agriculture.

USGS research has experimented with zeolites applied to several different fertilizers including controlled-release nitrogen, controlled-release phosphorous fertilizers, and in the release of trace nutrients.

Controlled-Release Nitrogen Fertilizer

Urea is one of the most common nitrogen fertilizers. It is very soluble in water, and can be leached through the root zone. In addition, urea is converted into ammonium ions by an enzyme found in most soils. Soil bacteria then convert these ammonium ions into readily leachable nitrate ions. Using zeolitic rocks in fertilizer can help prevent these nutrient losses.



A controlled-release nitrogen (N) fertilizer can be produced by heating zeolite rock chips to about 400oC to drive out all zeolite and pore water, which is replaced with molten urea. The urea crystallizes at about 132oC. The rate of nitrogen release from the zeolitic rock is slowed in three ways: (1) by containing urea in the rock pores and zeolite crystals, thus preventing the leaching of urea from the root zone; (2) by slowing the conversion of urea by soil enzymes, thus delaying the formation of ammonium ions; and (3) by taking up ammonium ions onto exchange sites in the zeolite, thus protecting them from nitrifying bacteria. Potassium-saturated zeolite prepared by the above method contains approximately 17 wt. percent elemental N. The rate of N release can be controlled by changing the size of the rock chips.

Controlled-Release Phosphorous Fertilizers

Phosphate (H2PO4) can be released to plants from phosphate rock (P-rock) composed largely of the calcium phosphate mineral apatite by mixing the rock with zeolite having an exchange ion such as ammonium. The approximate reaction in soil solution is as follows: (P-rock) + (NH4-zeolite) = (Ca-zeolite) + (NH4+) + (H2PO4-).

The zeolite takes up Ca2+ from the phosphate rock, thereby releasing both phosphate and ammonium ions. Unlike the leaching of very soluble phosphate fertilizers (for example, super-phosphate), the controlled-release phosphate is released as a result of a specific chemical reaction in the soil. As phosphate is taken up by plants or by soil fixation, thechemical reaction releases more phosphate and ammonium in the attempt to reestablish equilibrium. The rate of phosphate release is controlled by varying the ratio of P-rock to zeolite. Phosphorus is also released from the rock by the lowering of soil pH as ammonium ions are converted to nitrate.



Controlled-release fertilizers were tested in greenhouse pot experiments with sorghum-sudangrass using NH4-saturated zeolite (clinoptilolite) and P-rock with a phosphate application rate of 340 mg P per kg soil, and zeolite/P-rock ratios ranging from 0 to 6. Total phosphate uptake and phosphate concentration measured for the grass were related linearly to the zeolite/P-rock ratio, and yields summed over four cuttings were as much as four times larger than control experiments.

Release of Trace Nutrients

Experiments indicate that zeolite in soil can aid in the release of some trace nutrients and in their uptake by plants. The release of phosphorus, potassium (K), manganese (Mn), zinc (Zn), iron (Fe), and copper (Cu) was enhanced by the presence of zeolite in a neutral soil. The concentration of Cu and Mn in sudangrass (in mg/kg) was significantly related to the zeolite/P-rock (x) in experimental systems that used two different NH4-saturated clinoptilolites, two different soils, and two different forms of P-rock.

Potential Harmful Effects

Zeolites can be harmful as well as helpful to plant growth. For example, zeolites with sodium as the chief exchange ion can be toxic to plants, and K-, Ca-, and NH4-poor zeoIites can scavenge these ions from soil solutions and thereby limit plant growth when used in soils that are deficient in these nutrients. These negative results emphasize the need to use appropriate zeolites during agricultural experimentation.

Source : http://www.usgs.gov

Sunday 25 September 2011

ZEO Health Zeolite


The Cleaning Process of ZEO Health Zeolite

We start with the cleanest zeolite on earth mined specifically for human consumption (the only mine in the world that does this). The zeolite is then intensely washed with purified water and prepared to ensure a standardized cat-ion capacity and clean cage. The zeolite is then put through rigorous quality control tests to ensure its quality and safety is maintained for human consumption. It is thoroughly dried and then MICRONIZED to the smallest powdered particle size thus allowing it to penetrate throughout the body and even through the blood brain barrier to safely remove disease causing toxic heavy metals that include lead, mercury, cadmium, arsenic, nickel, barium and other toxic chemicals.

Milled vs. Micronized Zeolite

Another characteristic of a low grade zeolite has to do with the way it is processed. When zeolite rocks are “milled”, they are grinded to powder. This is normally takes place at the mine and it the cheaper way to create powder. The problem with the milling process is that it crushes the zeolite cage structure rendering the zeolite un-absorbable in the body and largely ineffective for human consumption. “Micronization” is the only way to make powdered zeolite and maintain the benefits of the cage structure.



The micronization process is an expensive quality control. When faced with the choice of milling the zeolite at the mine or shipping it out to a specialty micronization plant, many zeolite companies choose to mill the zeolite. All Zeo Health Ltd. zeolite is micronized with the strictest quality controls and highest standards for human consumption.

Refference : http://www.zeolite.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More